Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi saluran pernapasan dan
membersihkan sekresi seperti lendir, zat asing, dan organisme infeksius. Pengobatan batuk
dibedakan berdasarkan jenisnya, batuk kering diobati dengan golongan antitusif sedangkan batuk
berdahak dengan golongan ekspektoran. Sebagian masyarakat menggunakan daun karuk sebagai
pengobatan tradisional batuk. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan keberadaan aktivitas
antitusif dan ekspektoran pada ekstrak etanol daun karuk. Pengujianmasing-masing dilakukan pada
5 kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kelompok kontrol positif (kodein 10
mg/kg BB untuk antitusif dan guaifenesin 26 mg/kg BB untuk ekspektoran), dan kelompok uji
ekstrak etanol daun karuk dosis 87,5 mg/kg BB, 175 mg/kgBB, dan 350 mg/kg BB. Pengujian
antitusif dilakukan dengan mengukur pengurangan frekuensi batuk dan peningkatan periode laten
pada hewan uji yang dipaparkan aerosol asam sitrat 7,5%. Sedangkan pengujian ekspektoran
dilakukan dengan mengukur peningkatan konsentrasi fenol merah pada trakea hewan uji yang telah
diberikan fenol merah secara intraperitoneal sebagai interpretasi sekresi mukus yang dihasilkan.
Hasil pengamatan pada kelompok uji dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Kelompok uji
ekstrak etanol daun karuk menunjukkan aktivitas antitusif pada dosis 350 mg/kg BB dengan
menurunkan frekuensi batuk 58,54% dan meningkatkan periode laten 62,05%. Sedangkan
kelompok uji ekstrak etanol daun karuk menunjukkan aktivitas ekspektoran pada dosis 175 mg/kg
BB dengan meningkatkan konsentrasi fenol merah 95,40%. Oleh karena itu, ekstrak etanol daun
karuk dapat memberikan aktivitas antitusif pada dosis 350 mg/kgBB dan ekspektoran pada dosis
175 mg/kg BB.