digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi saluran pernapasan dan membersihkan sekresi seperti lendir, zat asing, dan organisme infeksius. Pengobatan batuk dibedakan berdasarkan jenisnya, batuk kering diobati dengan golongan antitusif sedangkan batuk berdahak dengan golongan ekspektoran. Sebagian masyarakat menggunakan daun karuk sebagai pengobatan tradisional batuk. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan keberadaan aktivitas antitusif dan ekspektoran pada ekstrak etanol daun karuk. Pengujianmasing-masing dilakukan pada 5 kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kelompok kontrol positif (kodein 10 mg/kg BB untuk antitusif dan guaifenesin 26 mg/kg BB untuk ekspektoran), dan kelompok uji ekstrak etanol daun karuk dosis 87,5 mg/kg BB, 175 mg/kgBB, dan 350 mg/kg BB. Pengujian antitusif dilakukan dengan mengukur pengurangan frekuensi batuk dan peningkatan periode laten pada hewan uji yang dipaparkan aerosol asam sitrat 7,5%. Sedangkan pengujian ekspektoran dilakukan dengan mengukur peningkatan konsentrasi fenol merah pada trakea hewan uji yang telah diberikan fenol merah secara intraperitoneal sebagai interpretasi sekresi mukus yang dihasilkan. Hasil pengamatan pada kelompok uji dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Kelompok uji ekstrak etanol daun karuk menunjukkan aktivitas antitusif pada dosis 350 mg/kg BB dengan menurunkan frekuensi batuk 58,54% dan meningkatkan periode laten 62,05%. Sedangkan kelompok uji ekstrak etanol daun karuk menunjukkan aktivitas ekspektoran pada dosis 175 mg/kg BB dengan meningkatkan konsentrasi fenol merah 95,40%. Oleh karena itu, ekstrak etanol daun karuk dapat memberikan aktivitas antitusif pada dosis 350 mg/kgBB dan ekspektoran pada dosis 175 mg/kg BB.