digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dwiqhee Abdul Ghani
PUBLIC Irwan Sofiyan

Teknologi kereta cepat di Indonesia saat ini sedang dalam proses pembangunan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari dibangunnya proyek kereta cepat kerjasama antara Indonesia dan China (KCIC) yang dapat memudahkan perjalanan dari Jakarta menuju Bandung maupun sebaliknya. Menurut Magued (1987), pergerakan longitudinal pada struktur yang menopang continuous welded rail (CWR) akan menghasilkan interaksi antara struktur dan jalan relnya. Pergerakan struktur yang menopang CWR akan menyebabkan gaya aksial pada jalan rel, interaksi ini disebut juga interaksi rel - struktur (IRS). Tesis ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh parameter perencanaan (panjang span jembatan, jumlah span jembatan, kekakuan ballastless, dan tinggi pilar) terhadap deformasi struktur dan tegangan tambahan total pada rel menggunakan analisis IRS. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis elemen hingga dengan variasi parameter jumlah span yang digunakan adalah 1, 3 dan 5 span, panjang span 24 m, 32 m, dan 40 m, tinggi pilar 15 m dan 20 m, serta nilai kekakuan ballastless yang disarankan UIC dan Zhang (2018) untuk lintasan jenis CRTS III. Model struktur yang telah dibuat kemudian dibebani oleh beban temperatur jembatan, beban traksi/pengereman, dan beban vertikal kereta cepat sesuai dengan kaidah yang disarankan oleh Eurocode dan UIC 774-3R. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, parameter panjang span jembatan menghasilkan tegangan tambahan total pada rel dengan rentang kenaikan sebesar 10% - 47%. Parameter jumlah span menaikan tegangan tambahan total rel pada rel sebesar 13% - 80%, parameter kekakuan ballastless sebesar 3% - 7%, dan parameter tinggi pilar sebesar 1% - 3,5%. Tegangan tambahan total pada rel cenderung dipengaruhi oleh beban traksi dikarenakan semakin panjang dan banyak span jembatan, maka akan semakin besar pula beban yang bekerja pada rel dan jembatan, sedangkan sedikit yang disalurkan ke area timbunan.