digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alvin Try Dandy
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Arsitektur bangunan pemerintahan memiliki peran dalam menampilkan sebuah ideologi dan identitas. Oleh karena itu, di samping fungsi, sebuah kawasan dan arsitektur bangunan pemerintahan tidak bisa mengabaikan adanya haluan politik dan acuan-acuan tertentu yang dijadikan dasar membangun narasi identitasnya. Dalam rentang tahun 1955-2020, 29 negara telah memindahkan ibu kota mereka, dua di antaranya (Kazakhstan dan Malaysia) memberi penekanan lebih pada aspek identitas dalam desain kawasan bangunan pemerintahan. Fakta penekanan tema identitas pada bangunan pemerintahan Kazakhstan dan Malaysia memunculkan pertanyaan motif-motif yang mendukungnya; bagaimana arsitektur berperan dalam membahasakan identitas negara; dan bagaimana identitas sebuah bangsa direpresentasikan pada kasus perpindahan ibu kota negara. Lebih dari itu, semangat zaman juga berperan dalam mendefinisikan identitas dan narasi pada suatu waktu. Penelitian ini akan dilangsungkan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama berupa kajian kritis terhadap narasi identitas pada seluruh kasus arsitektural perpindahan ibu kota negara tahun 1955-2020. Tahap ini meliputi desk study terhadap teks-teks penarasian identitas pada kasus-kasus perpindahan ibu kota negara selama rentang tahun 1955-2020. Tahap kedua adalah desk study tentang kasus studi yang khusus, yaitu perpindahan ibu kota Kazakhstan dan Malaysia. Kasus yang secara khusus ditengarai adalah kawasan bangunan pemerintahan baru di Kota Astana, Kazakhstan dan Putrajaya, Malaysia serta kawasan bangunan pemerintahan di ibu kota sebelumnya. Kajian ini dilakukan dengan metode kritik arsitektur berjenis kritik interpretatif advokatif. Proses kritik mempertimbangkan aspek kesejarahan, kondisi sosiokultural, ekonomi, politik dalam negeri, serta geopolitik. Sumber data yang digunakan adalah sumber-sumber tertulis tentang liputan dan kajian mengenai perpindahan ibu kota negara tersebut.