Tumbuhan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang memiliki banyak manfaat melalui produk bahan alam yang dibiosintesis, baik manfaat dari metabolit primernya (sebagai sumber makanan utama) maupun manfaat dari metabolit sekunder (sebagai bahan obat-obatan, parfum, zat aditif makanan, pewarna, dan lain-lain) yang sangat beragam. Tumbuhan Morus merupakan salah satu genus dalam famili Moraceae (suku nangka-nangkaan) yang banyak digunakan sebagai obat-obatan karena mengandung banyak metabolit sekunder yang berperan penting dalam pengobatan, seperti senyawa 1-deoksinojirimisin (DNJ) sebagai obat penurun kadar gula darah yang diisolasi dari Morus cathayana. Menipisnya lahan untuk budidaya tumbuhan serta ketidakpastian cuaca dan iklim membuat jumlah tumbuhan induk semakin berkurang, sehingga senyawa-senyawa penting yang akan digunakan dari tumbuhan tersebut semakin sulit diperoleh. Oleh karena itu, kultur jaringan (metode perbanyakan tumbuhan secara vegetatif dengan memanipulasi jaringan somatik tumbuhan) telah dipelajari dan diaplikasikan sebagai sumber metabolit sekunder alternatif dari tumbuhan induknya. Kultur akar genus Morus dilaporkan mengandung metabolit sekunder dari jenis aduk Diels - Alder sebagai komponen utama. Pada penelitian ini, metabolit sekunder dari tumbuhan Morus cathayana diisolasi melalui kultur jaringan akarnya. Akar dari tunas Morus cathayana ditumbuhkan dengan menggunakan media agar Murashige-Skoog (MS) dan diperbanyak dengan menggunakan media cair MS-2 double strength. Kultur akar yang diperoleh selanjutnya dimaserasi menggunakan etil asetat dan dilakukan fraksinasi serta pemurnian menggunakan teknik kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kolom gravitasi (KKG), dan kromatografi radial (KR). Sebanyak 5,5 mg senyawa yunanensin A telah berhasil diisolasi dari kultur akar Morus cathayana. Uji sitotoksitas terhadap sel murin leukemia P-388 menunjukkan bahwa yunanensin A bersifat sangat aktif dengan nilai IC50 sebesar 1,16 µg/mL.