digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam beberapa waktu terakhir, Jakarta telah melakukan perubahan paradigma kota yang berpusat pada kendaraan bermotor dan menawarkan mobilitas yang lancar melalui konsep "Jaklingko", yang menyediakan perjalanan transportasi terintegrasi bagi penumpang. Sebagai bagian dari upaya ini, Mobility-as-a-Service (MaaS) diimplementasikan dengan meluncurkan aplikasi JakLingko pada Maret 2022. Dalam satu tahun implementasi aplikasi JakLingko, penelitian ini bertujuan untuk mengukur penerimaan pengguna serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada keberhasilan aplikasi JakLingko di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini juga mengevaluasi manfaat adopsi aplikasi JakLingko dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini telah mengusulkan integrasi antara Model Penerimaan Teknologi (TAM) dan Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone– McLean (D&M ISS) untuk memvalidasi data. Kuesioner digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data dengan total 300 responden yang secara acak disebar kepada pengguna JakLingko di seluruh wilayah Jabodetabek. Faktor-faktor yang diusulkan, yaitu kegunaan yang dirasakan, kualitas sistem, dan kepuasan pengguna berdampak positif pada penggunaan aktual aplikasi JakLingko, dengan niat penggunaan sebagai variabel mediasi. Di sisi lain, faktor-faktor kualitas informasi dan kualitas layanan tidak menunjukkan dampak positif pada penggunaan aktual aplikasi JakLingko. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa kepuasan pengguna tidak memiliki dampak positif pada manfaat adopsi aplikasi JakLingko. Temuan pada studi ini menyoroti pentingnya menangani responsivitas aplikasi dan mengoptimalkan data secara nyata, termasuk estimasi jarak jalan kaki dan durasi perjalanan keseluruhan yang akurat. Selain itu, penelitian ini mengisi kesenjangan dengan memberikan evaluasi awal penggunaan aplikasi dan manfaat yang dirasakan oleh penggunanya. Pada akhirnya, temuan yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada keberhasilan implementasi aplikasi MaaS di negara- negara berkembang seperti Indonesia.