digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fariz Febianto
PUBLIC Alice Diniarti

Perkembangan senjata hipersonik pada dasarnya merupakan hasil dari perlombaan senjata (Arms Race) yang nampak tiada akhir oleh negara-negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia. Di tengah-tengah gencarnya seruan non-proliferasi senjata nuklir di seluruh dunia, sistem pengiriman nuklir yang lebih baru dan lebih canggih muncul dalam bentuk rudal yang mampu mempertahankan kecepatan hipersonik, teknologi canggih yang dikejar oleh kekuatan militer di seluruh dunia untuk memperluas jangkauan dominasi militer global mereka. Baik Rusia maupun RRT adalah dua negara yang saat ini berada di posisi terdepan dalam perlombaan rudal hipersonik. Masing-masing negara tersebut kini memiliki rudal hipersonik yang operasional, ditambah dengan fakta bahwa Rusia disebut-sebut telah mengerahkan rudal hipersonik Khinzal selama invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Dalam konteks Indonesia, pengembangan rudal hipersonik hanya menambah rumit situasi geostrategis yang terjadi di kawasan ini. Bukti bahwa RRT memiliki kendali atas senjata hipersonik menempatkan mereka di atas angin dalam hal ketegangan teknologi dan strategis di sekitar wilayah Pasifik, tepat di mana AS sedang berupaya untuk menegakkan pengaruhnya. Hal ini memaksa Indonesia untuk berada dalam posisi di mana peningkatan peralatan militer secara menyeluruh menjadi sangat penting. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, peningkatan peralatan militer harus dilakukan oleh industri pertahanan dalam negeri, di mana metode transfer teknologi akan dilakukan.