digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Transaksi e-commerce diperkirakan tumbuh 31,2%, menghasilkan nilai transaksi sekitar Rp 526 triliun pada tahun 2022. Transaksi ini semakin meningkat selama pandemi karena masyarakat yang tinggal di perkotaan beralih membeli barang secara online daripada offline. Pembeli online dikenal sangat menuntut di mana mereka ingin operator kurir mengirimkan barang atau paket mereka lebih cepat dengan harga lebih murah. Operator kurir menghadapi tantangan berat untuk menyediakan sistem distribusi yang mampu mengirimkan paket lebih cepat, dengan biaya yang efisien, serta mempertimbangkan aspek lingkungan perkotaan. Sistem distribusi dua eselon menggunakan parcel mobile hub (PMH) dengan kendaraan kecil dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, PMH membawa paket ke lokasi yang telah ditentukan di setiap zona pengiriman. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan dan menguji sistem distribusi paket perdagangan elektronik di wilayah perkotaan dengan menggunakan hub bergerak berupa Parcel Mobile Hub (PMH). PMH bergerak dan melakukan kliring dengan pengantar di lokasi-lokasi yang telah ditetapkan. Penetapan lokasi PMH berdasarkan kerangka konseptual pemilihan lokasi PMH dengan tiga variabel (distribusi paket, kuota internet untuk transaksi perdagangan elektronik, dan pusat pembeli daring) dan dua kendala (ketersediaan lahan dan arus lalu lintas). Terdapat tiga sasaran penelitian, yaitu: terbentuknya organisasi inovatif sistem distribusi dua eselon, terbangunnya kerangka konseptual penentuan lokasi armada PMH, dan terukurnya kinerja sistem distribusi dua eselon CEP dengan menggunakan PMH berdasarkan kriteria efisiensi dan keberlanjutan. Analisis spasial digunakan sebagai metode untuk menguji kerangka konseptual dengan basis data distribusi paket dari Bandung tahun 2020 dari salah satu operator CEP.ii Sebagai kota yang profilnya merepresentasikan kawasan urban di negara berkembang dengan baik, Bandung dipilih sebagai studi kasus. Proporsi jarak ke variabel dan titik terluar setiap cluster kurang dari 10%, yang membuktikan bahwa ketiga variabel berkorelasi. Studi ini membuktikan bahwa pemilihan lokasi PMH berdasarkan kerangka konseptual ini menghasilkan kinerja berkelanjutan yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi eksisting. Penggunaan PMH yang dikombinasikan dengan kendaraan kecil dapat mengurangi biaya operasional sebesar 19,7% dan mencegah penambahan 3,4 ton emisi CO2 per tahun dengan sepeda motor konvensional dan 7,2 ton emisi CO2 per tahun dengan sepeda motor listrik atau skuter.