digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Risyda Fauziah Sya'bani
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Risyda Fauziah Sya'bani
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Risyda Fauziah Sya'bani
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Risyda Fauziah Sya'bani
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Risyda Fauziah Sya'bani
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Risyda Fauziah Sya'bani
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Risyda Fauziah Sya'bani
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Risyda Fauziah Sya'bani
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Reaktor nuklir telah berperan penting dalam riset dan studi untuk mempelajari penerapan nuklir diberbagai bidang. Salah satu reaktor riset yang terdapat di Indonesia adalah Reator TRIGA 2000 Bandung. Reaktor ini telah digunakan untuk berbagai keperluan pelatihan dan penelitian. Operasi reaktor berkaitan erat dengan kritikalitas dari teras reaktor dan burnup dari bahan bakar. Pada studi ini dilakukan analisis neutronik terhadap operasi reaktor TRIGA 2000 menggunakan MCNP untuk meninjau faktor multiplikasi efektif dan ORIGEN digunakan untuk meninjau waktu operasi dan menghitung burnup. Studi ini dilakukan dengan konfigurasi teras tetap, yaitu konfigurasi yang digunakan pada reaktor TRIGA 2000 Bandung pada tahun 2018. Dan melibatkan empat buah kasus yaitu tanpa peracunan, dengan peracunan xenon 135, dengan peracunan samarium 149 dan dengan peracunan xenon 135 dan samarium 149. Dari studi diperoleh bahwa reaktor beroperasi dalam kondisi super kritis dan menjadi subkritis untuk tiap kasus dengan waktu yang berbeda dimana waktu operasi paling lama yaitu pada kasus tanpa peracunan dan paling singkat pada kasus peracunan xenon 135 dan samarium 149. Fraksi burnup pada operasi reaktor dengan melibatkan xenon dan samarium berkurang, dengan nilai terendah diperoleh pada kasus peracunan xenon dan samarium. Kemudian komposisi nuklida ditinjau yaitu pada uranium 235, xenon 135 dan samarium 149. Komposisi nuklida untuk Uranium 235 paling besar berkurang pada kasus peracunan xenon. Kemudian untuk komposisi xenon, xenon lebih banyak diproduksi pada kasus peracunan xenon 135. Sedangkan untuk komposisi samarium, samarium diproduksi lebih besar pada kasus dengan peracunan samarium 149.