digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Dimas Arbrianto
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Dimas Arbrianto
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Dimas Arbrianto
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Dimas Arbrianto
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Dimas Arbrianto
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Dimas Arbrianto
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Volatilitas harga gandum yang disebabkan oleh Krisis Rusia-Ukraina pada Tahun 2022 memberikan dampak buruk terhadap kinerja bisnis PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang merupakan produsen mi terbesar di Indonesia. Pada kuartal kedua Tahun 2022, ICBP mengalami peningkatan penjualan sebesar 16%, namun laba bersih perusahaannya mengalami penurunan signifikan sebesar 40,1%, yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga komoditas. Tren negatif ini terus berlanjut pada kuartal ketiga, mengakibatkan penurunan yang signifikan sebesar 33,4% pada laba bersih, meskipun terjadi peningkatan penjualan. Akibatnya, harga saham ICBP mengalami penurunan. Untuk melakukan valuasi perusahaan dalam situasi ini, sangat penting untuk dilakukan analisis fundamental yang mempertimbangkan berbagai macam faktor makroekonomi. Penelitian ini menggunakan analisis eksternal dengan memanfaatkan kerangka PESTLE dan Porter’s Five Forces. Sedangkan untuk analisis internal dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Untuk valuasi intrinsik, digunakan metode aliran kas bebas ke perusahaan (FCFF). Sedangkan untuk analisis valuasi relatif, digunakan rasio ¬harga-laba (P/E), rasio nilai perusahaan terhadap pendapatan sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EV/EBITDA), dan rasio harga terhadap nilai buku (P/BV). Hasilnya, valuasi intrinsik ICBP menunjukkan nilai saham yang wajar sebesar 12,222 Rupiah per saham, sedangkan harga saham saat ini berada pada 10,000 Rupiah per saham. Hal ini memperlihatkan bahwa telah terjadi penilaian yang terlalu rendah sebesar 18.2% terhadap saham ICBP. Demikian pula, analisis valuasi relatif mengungkapkan bahwa ICBP saat ini dinilai terlalu rendah dibandingkan dengan para pesaingnya di industri yang sama berdasarkan rasio P/E, EV/EBITDA, dan P/BV. Dengan mempertimbangkan hasil dari kedua metode valuasi tersebut, dapat diketahui bahwa ICBP saat ini dinilai terlalu rendah, sehingga memberikan peluang untuk terjadinya apresiasi harga saham perusahaan di masa yang akan datang.