digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu cara penggunaan channel coding adalah dengan memasang convolutional encoder pada transmitter dan dekoder Viterbi pada receiver. Beberapa parameter mempengaruhi kinerja keduanya dalam mengkoreksi error. Parameter-parameter tersebut antara lain constraint length, code rate, generator polynomial, dan jumlah bit soft decision. Tulisan ini akan membahas pengaruh perubahan constraint length dan jumlah bit soft decision terhadap kinerja sistem komunikasi digital wireless. Tulisan ini juga membahas pengaruh adanya penambahan interleaver dan deinterleaver terhadap kinerja pengkodean. Metodologi penelitian yang digunakan adalah simulasi komputer. Kami menggunakan model kanal Rayleigh tipe frequency non-selective fading, yang merupakan kelanjutan dari penelitian [1] yang menggunakan model kanal Additive White Gaussian Noise (AWGN). Hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk mencapai BER 10-3, pada soft decision 3 bit dan constraint length sebesar 3, 5, 7, dan 9, tanpa interleaver, dibutuhkan Eb/N0 sebesar 17, 14, 15, dan 12.5 dB. Di samping itu, penggunaan soft decision 3 bit tersebut mampu menurunkan kebutuhan Eb/N0 sebesar 2 dB, dibandingkan dengan penggunaan hard decision. Namun, penggunaan soft decision lebih dari itu, misalnya 10 bit, kinerja decoder menjadi tetap, dan justru akan menambah kompleksitas dan delay. Apabila terdapat interleaver dan deinterleaver, pada interleave sebesar 10 bit, constraint length 9, dan soft decision 3 bit, nilai Eb/N0 yang dibutuhkan menjadi hanya sebesar 6 dB.