digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1995 TS PP BAMBANG PRIJAMBODRO 1-COVER.pdf


1995 TS PP BAMBANG PRIJAMBODRO 1-BAB1.pdf

1995 TS PP BAMBANG PRIJAMBODRO 1-BAB2.pdf

1995 TS PP BAMBANG PRIJAMBODRO 1-BAB3.pdf

1995 TS PP BAMBANG PRIJAMBODRO 1-BAB4.pdf

1995 TS PP BAMBANG PRIJAMBODRO 1-BAB5.pdf

1995 TS PP BAMBANG PRIJAMBODRO 1-PUSTAKA.pdf

Abstrak: Coyle dan Reese (1966) mengemukakan teori mengenai kurva pengalihan beban dan selanjutnya dikembangkan oleh Kraft et al (1981) menjadi kurva t-z. Metoda analisis pengalihan beban yang dikembangkan oleh Reese et al (1966) ternyata memberikan hasil yang paling rasional sejauh kurva t-z yang digunakan mencerminkan kondisi aktual. Dalam mengembangkan kurva t-z ini, uji geser Iangsung merupakan simulasi yang ideal dan mendekati kenyataan untuk memodelkan interaksi pergeseran antara bahan tanah dan tiang. Dalam penelitian ini, kurva t-z pada tanah pasiran dikembangkan dari hasil uji geser langsung di laboratorium dengan aplikasi pada tiang bor. Pergeseran dilakukan antara permukaan bahan beton, untuk mensimulasikan bahan tiang bor, dengan tanah yang diambil pada lokasi dekat tiang bor. Pada lokasi pengambilan sampel telah dilaksanakan uji pembebanan pada tiang bor berinstrumen. Sampel tanah yang diambil adalah tanah pasiran yang tersementasi pada tingkat rendah (lightly cemented sand). Sample diambil dari kedalaman 16,75 m dan 22,75 m di dekat tiang bor, bersifat getas dan mempunyai kuat geser yang tinggi dengan sudut geser dalam sebesar 48derjat dan 52derjat. Hasil dari uji laboratorium cukup memuaskan, dimana kurva t-z yang diperoleh dari uji laboratorium mempunyai karakteristik yang sama dengan kurva t-z dari uji lapangan. Meskipun terdapat perbedaan yang diakibatkan oleh efek batas (boundary effect) dari uji geser Iangsung, tetapi pada tanah pasir tersementasi pengaruh ini menjadi lebih kecil karena pada kondisi lapangan, tegangan geser yang terjadi Iebih terkonsentrasi pada antarmuka (interface) tanah-tiang. Dari hasil penelitian ini dilakukan juga evaluasi terhadap nilai K (koefisien tekanan lateral) yang ternyata memberikan harga K = I , I yang relatif lebih tinggi dari asumsi secara konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa tegangan yang terjadi pada antarmuka bahan tiang dengan tanah cukup besar.