digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

13219054 Verdian Yoss Hery.pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Terlebih kawasan perairan air tawar di Indonesia sangat banyak sehingga mengandung beraganm jenis biota seperti ikan dan organisme tumbuhan di dalamnya. Sektor perikanan sendiri terbagi menjadi beberapa jenis dan salah satunya adalah budidaya ikan pada media tambak. Potensi keuntungan ini membuat peternak ikan mengoptimalisasi tambaknya untuk memperbesar keuntungan dengan berbagai cara seperti, kepadatan benih ikan yang tinggi, pemberian pakan yang sangat intensif, dan penggunaan berbagai bahan kimia untuk mengurangi penyakit pada ikan. Hasil wawancara peternak ikan di Subang menyatakan bahwa kematian ikan meningkat hingga 30% dari total populasi ikan di tambak dikarenakan peningkatan kadar amonia di dalam tambak. Peningkatan kadar amonia pada tambak ini disebabkan oleh ekskresi ikan seperti kotoran (feses dan urine) ikan serta sisa-sisa pakan ikan yang menumpuk. Pendeteksian kadar amonia yang biasanya dilakukan oleh petambak adalah dengan cara mempertimbangkan relasi suhu tinggi dan kadar amonia yang tinggi pada tambak dengan mencelupkan tangan mereka secara langsung ke dalam tambak. Pengukuran dengan cara ini terbukti sangat tidak efisien dikarenakan kadar amonia dapat saja naik melebihi ambang batas tanpa disadari oleh pemilik tambak. Sehingga penanganan yang terlambat dan kematian ikan tidak dapat terhindarkan. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kadar amonia, mendeteksi kadar amonia yang melebihi batas aman yang ditentukan, dan memberikan notifikasi kepada pemilik tambak ketika kadar amonia sudah melebihi batas sehingga dilakukan tindakan mitigasi seperti pengurasan air tambak. Hal ini memberikan keuntungan berupa pengurangan waktu, sumber daya, dan tenaga yang diperlukan dalam memonitoring kadar amonia di tambak.