digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Trevina Natasadiya
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Keterikatan manusia kota dengan kehidupan alam di sekitarnya semakin menjauh. Di dalam dalam waktu singkat, manusia telah mengalami transisi dari kehidupan yang sebagian besar dihabiskan di luar menuju kehidupan yang sangat berbeda yang sebagian besar dihabiskan di dalam gedung dan dalam konteks perkotaan. Tiga permasalahan utama yag dibahas yaitu masyarakat kota yang stress, mayoritas lingkungan buatan termasuk arsitekturnya terpisahkan dengan proses-proses alam, dan yang terkahir yaitu mulai hilangnya flora dan fauna yang akan mengakibatkan turunnya biodiversitas dan ketidakseimbangan ekosistem. Tiadanya alam pada kota dapat menuju ke masalah utama yang dihadapi masyarakat kota yaitu imajinasi akan pentingnya keberadaan alam yang lama-kelamaan akan punah dan ini berbahaya bagi kita kehidupan bumi ini. Proyek ini berlokasi di tapak Senayan Park Mall, Jakarta Pusat yang memiliki luas area 10 ha. Tapak yang dikembangkan pada proyek memiliki luas 9687 m². Fungsi dari arsitektur yang akan dibangun yaitu sebagai Natural Lifestyle Center, yang utamanya menggabungkan kegiatan sehari-hari masyarakat kota dengan alam pada konteks urban (intertwining urban-nature). Pemilihan lokasi utamanya mempertimbangkan adanya potensi alam pada lahan, yaitu adanya lahan basah eksisting, dikelilingi hutan kota, dan adanya habitat beberapa jenis avifauna pada hutan kota. Selain itu lokasi strategis ditengah kehidupan kota yang mudah diakses masyarakat kota dalam kehidupan sehari-hari. Landasan perancangan untuk menjawab visi misi menggunakan Ecological Design dengan tiga tingkatannya, Biophilic, Biomimetic, dan Nature Inclusive Design. Persoalan perancangan yang pertama adalah keseharian masyarakat kota yang jauh dari alam, tujuan untuk memecahkan masalah adalah menarik masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan dibutuhkan integrasi kehadiran alam dalam arsitektur, dengan landasan perancangan Biophilic Design. Permasalahan kedua adalah proses alam yang tidak terlihat di kota, tujuan perancangannya mengintegrasi proses alam ke sistem kerja arsitekturnya dengan landasan Biomimetic. Permasalahan ketiga adalah Alam dan keanekaragaman hayati yang sudah hilang di area urban, tujuan perancangannya menghadirkan kembali ruang untuk flora dan fauna urban pada arsitekturnya dengan Nature Inclusive Design.