digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Wijen Sinebar
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Wijen Sinebar
PUBLIC Latifa Noor

COVER Wijen Sinebar
EMBARGO  2026-07-12 

BAB1 Wijen Sinebar
EMBARGO  2026-07-12 

BAB2 Wijen Sinebar
EMBARGO  2026-07-12 

BAB3 Wijen Sinebar
EMBARGO  2026-07-12 

BAB4 Wijen Sinebar
EMBARGO  2026-07-12 

BAB5 Wijen Sinebar
EMBARGO  2026-07-12 

Kanker merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia dengan estimasi kematian mencapai 9,9 juta jiwa pada tahun 2020 di mana kanker paru-paru memberikan kontribusi terbesar pada jumlah kematian tersebut. Varian kanker paru-paru yang paling mendominasi adalah non-small cell lung cancer (NSCLC) sebesar 80?85%. Epidermal growth factor receptor (EGFR) merupakan protein reseptor tirosin kinase transmembran yang sering dijadikan target pengembangan obat kanker paru-paru. Ekspresi berlebihan pada EGFR dapat dihambat dengan inhibitor molekul kecil seperti dacomitinib yang merupakan generasi kedua dari inhibitor EGFR. Akan tetapi, penggunaan dacomitib diketahui masih menimbulkan berbagai efek samping yang tidak diinginkan seperti diare, penyakit dermatologi, toksisitas pada embrio janin, dan radang paru-paru. Oleh karena itu, pencarian senyawa bioaktif alternatif terutama berbasis senyawa bahan alam masih terus diupayakan. Epoksikuinofomopsin merupakan senyawa turunan kuinon yang diisolasi dari fungi Phomopsis sp. yang berinang di ranting Morus cathayana (murbei). Senyawa ini dilaporkan memiliki kemampuan yang baik dalam menginhibisi EGFR. Senyawa yang diujikan pada penelitian ini adalah senyawa turunan santon dan kafein yang telah diketahui memiliki bioaktivitas antimikroba dan penginduksi apoptosis. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi penambatan molekular sebagai skrining awal untuk melihat potensi inhibisi senyawa uji terhadap EGFR. Simulasi penambatan molekular dilakukan terhadap 6 senyawa turunan santon dan 14 senyawa turunan kafein yang kemudian dibandingkan dengan inhibitor yang telah disetujui oleh food and drug administration (FDA) dan senyawa bahan alam yang sudah diuji bioaktivitasnya terhadap EGFR. Berdasarkan hasil simulasi, diketahui bahwa senyawa 60 (1-hidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3-metilbut-2-en-1-il)-3,6-bis[4-(pirolidin-1-il)but-oksi]-9H- santon-9-on) dan senyawa 73 (N-{4-[(1,3-dimetil-2,6-diokso-2,3,6,7-tetrahidro-1H-purin-7- il)metil]fenil}-2-(4-metilpiperidin-1-il)asetamida) menghasilkan docking score secara berturut-turut, ?7,4 kkal/mol dan ?8,1 kkal/mol. Analisis interaksi menunjukkan kedua senyawa tersebut berinteraksi dengan residu Lys745 dan Cys797 pada EGFR yang berperan sebagai residu katalitik serta residu Thr790 yang merupakan gatekeeper dari EGFR. Penelitian ini telah berhasil membuktikan bahwa senyawa turunan santon dan kafein memiliki potensi sebagai inhibitor EGFR.