Abstrak:
Studi ini dilakukan di Bandung, dengan dua tujuan utama. Tujuan pertama adalah mengidentifikasikan karakteristik utama operasi taksi dan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya operasi taksi. Tujuan kedua adalah mengembangkan model alokasi biaya multivariable dan menilai kinerja finansial operasi taksi sebelum dan sesudah krisis moneter tahun 1997. Hasil survey diperoleh,57,65% penumpang taksimenyatakan kecepatan operasi taksi adalah sesuai dengan yang diharapkan,74,12% menyatakan baik terhadap tingkat kenyamanan, 79,41% menyatakan baik terhadap tingkat keselamatan, tetapi hanya 51,76% menyatakan ongkos sesuai dengan tingkat pelayanan yang diterima. Hasil survey pengemudi taksi diperoleh bahwa pendapatan mereka umumnya menurun 30,90% dan jumlah trip per hari menurun 32,68% akibat adanya krisis moneter.
Faktor yang mempengaruhi biaya operasi taksi (contoh: Taksi Gemah Ripah) adalah sebagai berikut: pengeluaran untuk transportasi jumlahnya mencapai 47,07% sebelum krisis (setelah krisis 47,03%) dan pengeluaran pemeliharaan dan bengkel sebesar 32,66% sebelum krisis (setelah krisis 36,45%). Faktor penting lainnya adalah pengeluaran umum dan administrasi sebesar 20,27% sebelum krisis (setelah krisis 16,52%). Dengan mempertimbangkan biaya tetap dan variabel, biaya-biaya tersebut mengalami kenaikan sebesar 14,18% dan 38,86% untuk Taksi Gemah Ripah, 19,07% dan 24,73% untuk Taksi Centris serta 0,76% dan 36,09% untuk Taksi Kota Kembang.
Secara tipikal, hasil model biaya operasi taksi di Bandung adalah sebagai berikut:
C = 3274H + 78,6K + 5.360. 026,6 V + 0,012R (sebelum krisis) C = 513,4H + 109,8K + 5.849.625,6V + 0,015R (setelah krisis)dimana C adalah biaya tahunan dari sistem operasi (dalam rupiah), H adalah pelayanan kendaraan-jam tahunan, K adalah pelayanan kendaraan-km tahunan, V adalah kebutuhan kendaraan puncak, dan R adalah sistem pendapatan tahunan.
Kinerja finansial operasi taksi umumnya mengalami penurunan akibat krisis moneter. Taksi Gemah Ripah menurun dari 1,185 menjadi 1,021 (menurun sebesar 13,91%), Taksi Centris dari 1,063 menjadi 1,009 (menurun sebesar 5,13%) dan Taksi Kota Kembang dari 1,104 menjadi 0,998 (menurun sebesar 9,56%). Sedangkan kinerja finansial untuk Taksi Kostaba/4848 hanya dihitung untuk kondisi setelah krisis moneter sebesar 1.014.