digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan pengetahuan pelanggan tentang masalah lingkungan berkontribusi pada perkembangan pesat perusahaan kecantikan berkelanjutan. Terlepas dari kenyataan bahwa mengenai terjadinya pandemi, sektor kecantikan berkelanjutan diperkirakan akan tumbuh di tahun mendatang karena pelanggan telah memilih gaya hidup yang lebih sehat dan alami. Peneliti juga membuktikan bagaimana praktik berkelanjutan dapat meningkatkan loyalitas merek dan membantu bisnis bersaing. Komunikasi keberlanjutan juga digunakan untuk mempromosikan keberlanjutan merek. Perusahaan kecantikan juga membuat forum daring untuk mendapatkan umpan balik pelanggan dan memungkinkan mereka bertukar informasi dengan pengguna lain. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap merek kecantikan konsep berkelanjutan yang ada, dibandingkan dengan komunikasi merek, dan hambatan dalam membeli produk kecantikan berkelanjutan. Penelitian ini mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan menggunakan metode kualitatif berdasarkan analisis tematik. Data diperoleh dalam bentuk perbincangan melalui lima forum diskusi. Studi ini menemukan bahwa selain popularitas merek dan komunikasi, merek harus memperhatikan persepsi pelanggan terhadap merek kecantikan yang berkelanjutan, mengingat ada faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk kemasan, bahan yang digunakan, tidak membahayakan lingkungan dan makhluk hidup, rantai pasok, inovasi, dan mengurangi perasaan bersalah konsumen terhadap lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesenjangan perilaku-niat pelanggan, termasuk perasaan kesulitan menemukan barang yang tepat untuk kulit mereka, harga, kepercayaan merek, kualitas dan kebersihan produk, dan rantai pasokan yang buruk. Pelanggan tidak hanya menekankan citra atau logo merek, tetapi juga jumlah kewajiban mereka terhadap rantai pasokannya, karena mereka menjadi lebih sadar akan metode pemasaran green washing.