digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lia Alfianita
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Lia Alfianita
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Lia Alfianita
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Lia Alfianita
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Lia Alfianita
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Lia Alfianita
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Lia Alfianita
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Lia Alfianita
PUBLIC Resti Andriani

Peningkatan konsumsi energi dunia mengakibatkan semakin tinggi permintaan dan produksi batubara. Pada saat proses produksi batubara terjadi variasi ukuran butir. Kondisi ini disebabkan oleh distribusi ukuran butir bervariasi dan terdistribusi tidak merata, dapat menimbulkan masalah dalam analisis kualitas batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi ukuran butir hasil pengayakan pada skala laboratorium terhadap komposisi maseral dan analisis proksimat pada saat proses preparasi. Penelitian ini menggunakan tiga sampel yang berasal dari batubara seam A1 Banko Barat, diambil dengan interval dua meter menggunakan metode channel sampling. Kemudian tiga sampel tersebut dibagi menjadi enam fraksi ukuran butir dari fraksi kasar (+5#) hingga fraksi halus (-230#). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara fraksi ukuran butir terhadap komposisi maseral dan analisis proksimat. Ketika ukuran butir semakin halus, komposisi maseral huminite akan cenderung naik, sementara liptinite cenderung turun dan inertinite tidak menunjukkan trend. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap kandungan fixed carbon, inherent moisture, dan volatile matter cenderung turun, sementara kandungan ash akan cenderung naik seiring pengecilan ukuran butir. Sehingga, komposisi pengayaan maseral dan kualitas sangat dipengaruhi oleh fraksi ukuran butir. Kondisi ini disebabkan oleh perbedaan sifat fisik dan kimia dari penyusun batubara. Perubahan komposisi maseral dan kualitas proksimat tiap fraksi menunjukkan bahwa batubara memiliki sifat yang heterogen. Sehingga pada saat sampling batubara, harus memperhatikan fraksi ukuran butir untuk menghindari kesalahan dalam interpretasi.