Terowongan Notog merupakan terowongan kereta api rel jalur ganda yang melewati Kecamatan Notog,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang menembus daerah perbukitan dengan massa batuan yang lemah. Sebelum
pembetonan akhir dinding terowongan, sistem penyangga utama Terowongan Notog merupakan penyangga
komposit yang terdiri atas rockbolt dan steel sets yang dilapisi shotcrete. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi
kestabilan penyangga komposit Terowongan Notog menggunakan metode convergence-confinement dan diagram
kapasitas penyangga. Metode convergence-confinement digunakan untuk menyimulasikan relaksasi massa batuan di
sekitar terowongan akibat kemajuan penggalian muka terowongan dan interaksi antara massa batuan dan penyangga.
Adapun diagram kapasitas penyangga digunakan untuk menganalisis kemampuan sistem penyangga untuk menahan
beban aksial, beban geser, dan bending moment yang dialami penyangga. Untuk melakukan analisis ini, Terowongan
Notog dimodelkan dalam sebuah program geomekanik FLAC. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem penyangga
Terowongan Notog berada dalam keadaan stabil. Beban terinduksi akibat penggalian terowongan berada di dalam
selubung kekuatan penyangga komposit dengan FK = 1,0-1,5 untuk kekuatan 1 hari shotcrete dan FK > 2,0 untuk
kekuatan 28 hari shotcrete. Hasil studi ini menegaskan pentingnya mengintegrasikan metode convergenceconfinement
dan diagram kapasitas penyangga dalam analisis kestabilan terowongan.