digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di dalam dunia investisai, ada situasi di mana orang memiliki keinginan untuk mejual investasi mereka yang untung terlalu cepat sementara menahan investasi mereka yang rugi dalam jangka waktu yang lama. Perilaku irasional tersebut dinamakan disposition effect. Salah satu studi yang sebelumnya yang memplejari perilaku ini dipelajari oleh Jaakko Aspara and Arvid O.I. Hoffmann (2015). Mereka mempelajari bagaimana pendekatan dengan merubahan tanggung jawab ketika mereka melakukan investasi dapat membuat orang yang sebelumnya terkena disposition effect menjadi rasional. Di dalam studi tersebut, terdapat pendekatan untuk membuat orang menjadi tidak terkena disposition effect. Di dalam studi ini, akan difokuskan satu pendekatan yaitu memberi persepsi bahwa investasi yang untung adalah hasil dari faktor luar sementara investasi yang rugi berasal dari kesalahannya sendiri. Di dalam studi ini, akan terdapat pemisahan kalkulasi berdasarkan gender dan etnis untuk memenuhi tujuan dari studi ini yaitu mengetahui sejauh mana gender mempengaruhi disposition effect, faktor apa sajakah yang mempengaruhi gender dalam berinvestasi, dan apakah perbedaan etnis mempengaruhi kecenderungan orang tersebut terhadap disposition effect. Etnis dimasukkan sebagai variable yang dihitung karena studi ini dilakukan di Indonesia yang memiliki berbagai suku yang memiliki kebudayaannya sendiri. Keadaan ini memungkinkan terdapat perbedaan persepsi oleh suku yang berbeda terhadap disposition effect dan pendekatan yang diterima. Hasil yang didapan adalah orang Indonesia secara keseluruhan tidak terkena disposition effect, pendekatan yang diberikan membuat mereka menjadi semakin tidak rasional. Selebihnya, orang Jawa terkena disposition effect sementara orang Chinese descent tidak. Selebihnya, pendekatan yang orang Jawa terima membuat mereka menjadi rasional kembali. Ini membuktikan bahwa suku yang berbeda menghasilkan keputusan finansial yang berbeda.