Haul video adalah suatu bentuk baru dari EWOM yang menyajikan ulasan jujur mengenai produk fashion yang tidak persuasif and lebih menarik dari sekedear majalah fashion. Berdasarkan Tuburallnsight.com dalam “YouTube Beauty Industry,’ vlogger YouTube dan Video Haul mengendalikan 97% percakapan mengenai kecantikan dan brand di Y ouTube. Mereka memiliki video lebih banyak di channelnya 10x lipat dibanding brand itu sendiri. Itulah mengapa konsumen wanita lebih terikat dengan video haul yang dibuat dan disebarkan oleh pengguna internet aktif biasa yang memiliki kegemaran di bidang fashion. Video haul dapat berguma bagi retailer fashion. Namun, video haul dapat juga menjadi sumber masalah jika video haul memberikan persepsi negatif terhadap brand atau produk yang dapat mempengaruhi ke penuruan niat beli. Oleh karena itu, studi ini dilakukan untuk memperkaya dan menambah penelitian sebelumnya mengenail video haul. Dengan memahami faktor-faktor video haul, retailer fashion dapat menjadikan video haul sebagai channel baru promosi mereka secara efektif. Penelitian dieksekusi di Bandung dan Jakarta. Kuisioner dengan variabel-variable kualitas argumen, sumber kredibel, sumber ketertarikan, penilaian kegunaan, sumber style, penerimaan informasi EWOM dan niat beli diisi oleh 350 responden wanita yang berumur 16-35 tahun yang merupakan pengguna aktif internet sebagai objek dari penelitian ini. Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan Microsoft Excel, IBM SPSSvStatistic 23, dan diproses melalui analisis frekuensi dan analisis jalur. Studi menemukan bahwa video haul kebanyakan ditonton oleh wanita berumur 16-20 tahun yang bekerja sebagai mahasiswi. Studi menemukan bahwa sebelum mempengaruhi niat beli, penerimaan informasi EWOM dibutuhkan terlebih dahulu. Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan inforasi EWOM adalah kualitas argumen, sumber kredibel, sumber ketertarikan, dan sumber style. Faktor yang mempengaruhi niat beli secara langsung adalah sumber ketertarikan dan penerimaan informasi EWOM. Berdasarkan hasil penelitian, retailer fashion yang ingin menjadikan haul video sebagai channel promosi, dapat melakukan kerjasama dengan pembuat video haul yang kredible, memiliki argumen yang baik, sesuai dengan target market dari produk, dan kreatif dalam mengantarkan video haul. Selain itu, retailer fashion sebaiknya mengkontrol konten video haul