digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BENING RAHMADINDA OSMAYANI-1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

Limbah elektronik (e-waste) merupakan salah satu jenis sampah yang jumlahnya kian meningkat setiap tahun. Limbah elektronik yang tidak diolah dengan tepat dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Namun, sebagian besar limbah elektronik dari sektor rumah tangga masih dikelola dan diolah secara tidak tepat oleh sektor informal serta tidak tercatat jumlahnya. Penelitian ini berfokus pada identifikasi jumlah timbulan limbah elektronik dan rekomendasi bagi pengelolaan limbah elektronik di Kota Jakarta Timur. Data primer diambil pada tahun 2022 melalui survei pendahuluan dan survei utama. Survei dilakukan menggunakan kuesioner dengan metode stratified proportional random sampling kepada 104 rumah tangga yang dihitung dengan rumus Yamane. Survei pendahuluan dilakukan untuk menentukan jenis produk elektronik terbanyak yang dimiliki dan sering digantikan oleh masyarakat Kota Jakarta Timur, sebagai objek penelitian. Dari survei tersebut, diperoleh 9 jenis produk elektronik, yaitu handphone, laptop, televisi, kipas angin, kulkas, AC, setrika, rice cooker, dan speaker. Survei utama dilakukan untuk mendata pembelian dan perlakuan produk elektronik, kesediaan berpartisipasi dalam pengelolaan limbah elektronik, dan pengetahuan responden terhadap limbah elektronik. Data pembelian diproyeksikan menggunakan regresi linear dan eksponensial, dan timbulannya dihitung menggunakan delay model. Pada tahun 2022, timbulan limbah elektronik, dengan pendekatan 9 jenis produk, dari sektor rumah tangga di Kota Jakarta Timur diperkirakan mencapai 9.225,5 ton. Timbulan tersebut diperkirakan meningkat hingga 19.318,1 ton pada tahun 2030 dan 152.058,2 ton pada tahun 2051. Tingkat kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan limbah elektronik mencapai 87,5%. Melalui analisis korelasi menggunakan regresi logistik, ditemukan bahwa pengetahuan mengenai limbah elektronik, tingkat pendidikan, dan pengeluaran perkapita, tidak memiliki pengaruh terhadap kesediaan berpartisipasi responden. Rekomendasi pengelolaan limbah elektronik yang diberikan meliputi penerapan kebijakan take-back, integrasi sektor informal, dan peningkatan partisipasi masyarakat.