digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP AMY PRAMDANY 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP AMY PRAMDANY 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP AMY PRAMDANY 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP AMY PRAMDANY 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP AMY PRAMDANY 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP AMY PRAMDANY 1-BAB6.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP AMY PRAMDANY 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP AMY PRAMDANY 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Suatu penataan ruang bantaran sungai dengan program relokasinya seringkali menimbulkan berbagai pengaruh dan perubahan, salah satunya adalah berkaitan dengan perubahan taraf hidup rumahtangga yang harus meninggalkan lokasi permukiman mereka. Walaupun demikian, perubahan taraf hidup rumahtangga pasca relokasi tersebut sejauh ini belum teridentifikasi secara jelas. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan taraf hidup rumahtangga pasca relokasi permukiman bantaran Sungai Karang Mumus. Perubahan taraf hidup rumahtangga di sini dititik beratkan pada beberapa aspek, yakni ekonomi, sosial, dan persepsi terhadap kondisi perumahan. Perubahan taraf hidup dijelaskan melalui analisis statistik Paired-Sample T Test dan analisis statistik ChiSquare dengan tabulasi silang, dari hasil kuesioner rumah tangga masyarakat pada dua lokasi perumahan yang menjadi wilayah studi, yaitu Perumahan Bengkuring Tepian Permai dan Perumahan Sambutan Idaman Permai yang merupakan daerah permukiman kembali dari program relokasi permukiman penduduk bantaran Sungai Karang Mumus. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survey research, pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling yaitu Simple Random Sampling, dengan margin error sebesar 10%. Rumahtangga yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah rumahtangga yang dipindahkan dari bantaran Sungai Karang Mumus dan kemudian menetap di wilayah studi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 155 responden. Hasil studi menunjukkan pada aspek kondisi ekonomi, dari sisi kepemilikan aset sebanyak 86% rumahtangga mengalami peningkatan yang signifikan setelah direlokasi. Pada aspek kondisi sosial, dari sisi kesehatan sebanyak 81% rumahtangga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada aspek kondisi perumahan, sebanyak 53% rumahtangga menyatakan kondisi perumahan yang lebih baik setelah direlokasi.