digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



COVER Imam Ardhi Rosyadi
EMBARGO  2026-04-03 

BAB1 Imam Ardhi Rosyadi
EMBARGO  2026-04-03 

BAB2 Imam Ardhi Rosyadi
EMBARGO  2026-04-03 

BAB3 Imam Ardhi Rosyadi
EMBARGO  2026-04-03 

BAB4 Imam Ardhi Rosyadi
EMBARGO  2026-04-03 

BAB5 Imam Ardhi Rosyadi
EMBARGO  2026-04-03 

Salah satu genus tumbuhan yang dikenal memiliki manfaat sebagai obat tradisional, adalah Artocarpus (nangka-nangkaan) dari famili Moraceae, yang digunakan untuk mengobati sakit gigi, sariawan dan infeksi kulit. Genus ini terdiri dari 50 spesies dan tersebar di beberapa wilayah seperti Indonesia, Asia Selatan, Asia Tenggara kepulauan Solomon, kepulauan Pasifik, Australia Utara, dan Amerika Tengah. Beberapa spesies dari genus ini dikenal sebagai penghasil buah dan kayu yang memiliki nilai ekonomi. Sementara itu, genus ini dilaporkan menghasilkan metabolit sekunder utama yaitu flavonoid terprenilasi. Senyawa tersebut memiliki bioaktivitas yang beragam, seperti antikanker, antibakteri, antimalaria, antioksidan, dan antiinflamasi. A. camansi merupakan salah satu spesies dari genus Artocarpus yang tumbuh di Indonesia. Berdasarkan kajian literatur, ekstrak A. camansi menunjukkan beberapa bioaktivitas, di antaranya yaitu antioksidan, antibakteri, dan antidiabetes. Sejauh ini, kajian fitokimia pada A. camansi masih terbatas pada jaringan daun dan batang, serta hanya melaporkan adanya senyawa terpenoid dan steroid. Kajian fitokimia dan bioaktivitas dari jaringan kulit ranting tumbuhan A. camansi belum pernah dilaporkan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu melakukan isolasi metabolit sekunder dari kulit ranting A. camansi asal Jawa Barat dan melakukan uji bioaktivitas anti bakterinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ekstraksi menggunakan pelarut aseton, pemisahan dan pemurnian menggunakan kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi radial (KR), dan kromatografi kolom gravitasi (KKG), serta penentuan struktur senyawa hasil isolasi dilakukan menggunakan data spektroskopi NMR satu dimensi (1H NMR dan 13C NMR) dan NMR dua dimensi (HSQC dan HMBC). Senyawa hasil isolasi juga diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Enterococcus faecalis dan Proteus mirabilis menggunakan metode agar dilution assay. Pada penelitian ini telah diisolasi empat senyawa flavonoid, yaitu sikloartobilosanton, morusin, artonin E 2’-metileter, dan artonin E, serta satu senyawa turunan steroid, ?-sitosterol. Sikloartobilosanton merupakan senyawa utama dari kulit ranting A. camansi. Keempat senyawa flavonoid terprenilasi tersebut pertama kali dilaporkan dari A. camansi. Uji aktivitas antibakteri senyawa hasil isolasi menunjukkan bahwa keempat senyawa flavonoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. faecalis dan P. mirabilis sedangkan ?-sitosterol bersifat tidak aktif. Artonin E 2’-metileter menunjukkan aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri E. faecalis dan P. mirabilis yang paling baik dibandingkan ketiga flavonoid lainnya dengan nilai zona hambat 11,33 ± 1,04 mm dan 9,83 ± 0,76 mm.