digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Leo Saputra
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Leo Saputra
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Leo Saputra
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Leo Saputra
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Leo Saputra
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Leo Saputra
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Isomerisasi eugenol menjadi trans-isoeugenol berhasil dilakukan dengan katalis kompleks Ni(0) fosfin yang dipreparasi secara in situ dari Ni(II) (NiCl2(PPh3)2, NiCl2?6H2O, Ni(NO3)2?6H2O, atau Ni(OAc)2?4H2O), ligan fosfin (PPh3, P(PhpOMe) 3, atau P(Ph-pMe)3), dan pereduksi Zn. Konversi eugenol >99%, selektivitas terhadap trans-isoeugenol >97%, dan TOF >1.116 h-1 dapat diperoleh menggunakan 0,167 mol% NiCl2(PPh3)2 terhadap eugenol pada temperatur ruang (27 °C) dalam waktu 30 menit. Rasio mol Ni(II):PPh3:Zn 1:1:1 diperlukan untuk memperoleh aktivitas katalis yang tinggi. Penambahan 5 ?L asetonitril atau 4- klorobutironitril (rasio mol Ni(II):4-klorobutironitril 1:1) dapat meningkatkan aktivitas katalis secara signifikan. Studi kinetika menunjukkan bahwa reaksi ini termasuk reaksi orde pertama terhadap eugenol dengan nilai kobs 0,252 menit-1 (80 °C), ?S‡ -93 J/mol?K (-22 e.u.), dan Ea 61 kJ/mol. Studi komputasi memberikan informasi bahwa trans-isoeugenol secara termodinamika dan kinetika lebih disukai dibanding cis-isoeugenol pada reaksi terkatalisis Ni(0) fosfin. Disosiasi ligan fosfin diprediksi diperlukan untuk memberikan ruang kosong agar eugenol dapat terkoordinasi pada Ni(0) fosfin. Kompetisi peran ligan nitril untuk destabilisasi senyawa antara atau stabilisasi keadaan transisi saat ini masih diteliti lebih lanjut.