digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ahmad Amiruddin
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER_Ahmad Amiruddin.pdf
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB I_Ahmad Amiruddin.pdf
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB II_Ahmad Amiruddin.pdf
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB III_Ahmad Amiruddin.pdf
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB IV_Ahmad Amiruddin.pdf
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB V_Ahmad Amiruddin.pdf
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB VI_Ahmad Amiruddin.pdf
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

PUSTAKA Ahmad Amiruddin
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Ambient noise interferometry menjadi salah satu metode yang relatif efektif untuk pengamatan perubahan kecepatan seismik relatif pada fase sebelum, saat kejadian gempa mainshock dan setelah terjadinya gempa mainshock. Penelitian ini memanfaatkan metode cross correlation untuk mendapatkan Green Function antar pasangan stasiun dari data 4 stasiun dengan durasi dari bulan Januari hingga Desember 2019. Pada penelitian ini, pengamatan berfokus pada kejadian gempa Ambon 26 September 2019 dengan mainshock 6.6 Mw. Estimasi nilai ????????/???? menggunakan perhitungan Moving Window Cross Spectrum menggunakan rentang frekuensi microseism mulai dari 0.1 – 1 Hz. Penurunan rata-rata kecepatan signifikan teramati pada saat kejadian mainshock hingga -0.35% terjadi setelah kejadian gempa dengan durasi 5-10 hari dan kemudian mengalami kenaikan 0.4% ke kecepatan semula. Aftershock di sekitar hiposenter gempa mengakibatkan fluktuasi perubahan kecepatan yang terjadi sejak kejadian gempa mainshock akhir 26 September hingga bulan Desember. Penurunan nilai ????????/???? dipengaruhi karena deformasi pada lapisan kerak dangkal dan mekanisme pembentukan cracks yang terjadi secara cepat dan area yang luas di sekitar kedalaman hiposenter fault plane. Kenaikan kembali kecepatan dalam waktu relatif lebih lama rata-rata 7-14 hari diindikasikan adanya mekanisme post seismic relaxation dan crack closing yang bekerja pada medium.