Pemerintah saat ini sedang mendorong perubahan pelayanan publik melalui
transformasi digital pada instansi pemerintah, termasuk pada Direktorat Jenderal
Imigrasi selaku pemberi pelayanan publik bidang keimigrasian melalui Kantor
Imigrasi. Salah satu bentuk pelayanan publik di kantor imigrasi yang dapat
dilakukan peningkatan menggunakan teknologi informasi yaitu pada proses
pelayanan pembuatan paspor. Pada penelitian ini akan diusulkan proses bisnis to-
be tentang pembuatan paspor secara online, dengan pemohon paspor melakukan
unggah secara mandiri dokumen dan foto yang akan menjadi identitas pada paspor.
Namun perubahan pada proses bisnis tersebut ternyata memiliki celah keamanan
terutama pada sistem pengenalan wajah (face recognition), celah tersebut disebut
dengan face morph yaitu penggabungan gambar wajah seseorang dengan gambar
wajah subjek lain untuk menghasilkan gambar wajah yang mirip dengan wajah
seseorang tersebut dengan mencakup fitur wajah dari subjek lain. Hal tersebut dapat
menyebabkan masalah yang serius apabila disalahgunakan oleh orang-orang yang
tercantum dalam daftar hitam, sehingga orang-orang tersebut dapat memiliki paspor
untuk kemudian melintasi perbatasan keluar wilayah Indonesia dan dapat
menimbulkan masalah serta mengganggu kedaulatan negara.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan DSRM (design science research
methodology) sebagai metode penelitian, Penelitian ini membahas mengenai
deteksi terhadap face morph menggunakan algoritma LBP (local binary patterns)
dan klasifikasi melalui SVM (support vector machine). Hasil evaluasi diketahui
bahwa akurasi dapat meningkat apabila data latih dan data uji dilakukan pemisahan
berdasarkan jenis kelamin dan untuk jenis kelamin perempuan dipisahkan lebih
lanjut antara yang menggunakan kerudung dan tidak menggunakan kerudung, pada
penelitian ini diperoleh akurasi sebesar 91% untuk jenis kelamin laki-laki, 88%
untuk perempuan non kerudung dan 86% untuk jenis kelamin perempuan kerudung.
Penelitian ini juga melakukan rekayasa proses bisnis dengan berbasis teknologi
informasi, sehingga diharapkan dapat mempersingkat waktu pelayanan pada proses
pembuatan paspor.