digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-cover.pdf

File tidak tersedia

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-bab1.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-bab2.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-bab3A.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-bab3B.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-bab4.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-bab5.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-pustaka-A.pdf
File tidak tersedia

1991 TS PP AGUS SUNARYADI SOEKANI 1-pustaka-B.pdf
File tidak tersedia

Abstrak : Apabila selama ini masalah perumahan lebih banyak difokuskan pada perumahan masyarakat berpendapatan rendah, maka thesis ini justru ingin mengkaji sisi lain dari perumahan yang seakan-akan dianggap tidak ada permasalahannya, yaitu perumahan bagi golongan berpendapatan tinggi. Sesungguhnya penduduk berpendapatan tinggi ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat mengadakan sarana perumahannya. Masalah yang ditimbulkannya ialah terjadinya perkembangan penggunaan lahan yang tidak terkendali yang kemudian membentuk urban sprawl oleh karena kecenderungan perkembangan pemukiman berpendapatan tinggi di daerah-daerah pinggiran kota yang strategis. Pola perkembangan yang seperti ini diuraikan dalam teori struktur kota ( Model Filtering, Invasi dan Suksesi ) merupakan konsekuensi logis dari upaya golongan berpendapatan tinggi untuk mendapatkan ruang, kenyamanan, identitas yang lebih. Pokok permasalahannya ialah bagaimana mendapatkan pendekatan untuk menghindarkan urban sprawl dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Strategi pendekatannya ialah memahami terlebih dahulu dinamika pergerakan perumahan dan budaya berumah penduduk berpendapatan tinggi untuk menemu kenali faktor-faktor penentu dinamika tersebut. Sebagai studi kasus dipilih kota Bandung dengan pertimbangan pertumbuhannya sudah menjadi kota Metropolitan yang akan terus tumbuh dan berkembang. Daerah kasusnya dipilih kecamatan Cidadap karena.kepadatan bangunannya masih rendah serta merupakan kawasan yang paling diminati untuk tempat tinggal penduduk berpendapatan tinggi. Hal lain yang tidak kalah menariknya dari daerah kasus ialah adanya kebijaksanaan pemerintah yang tertuang dalam RBWK dan SK Gubernur guna membatasi kegiatan pembangunan di daerah kasus. Dengan demikian terdapat kontradiksi antara kebijaksanaan yang membatasi perkembangan pembangunan di daerah studi dan karakteristik daerah kasus yang sangat diminati sebagai tempat tinggal bagi golongan berpendapatan tinggi. Studi ini bukanlah merumuskan jalan keluar terhadap permasalahan di atas, akan tetapi melalui pemahaman terhadap dinamika pergerakan perumahan tesis ini mencoba menemu kenali faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perumahan penduduk berpendapatan tinggi bergerak ke Daerah Pinggiran Kota serta bagaimanakah karakternya?. Temuannya dirinci atas faktor penyebab (faktor internal) dan faktor pendukung (faktor eksternal) dari pergerakan perumahan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung ialah faktor-faktor eksternal seperti misalnya aspek fisik daerah studi, Distribusi dan kelengkapan fasilitas serta kebijaksanaan yang berlaku di daerah studi. Faktor-faktor tersebut di atas secara langsung ataupun tidak langsung memberikan kontribusi terhadap pembentukan faktor penentu pergerakan yang dalam hal ini diistilahkan sebagai faktor penyebab ( faktor internal). Yang dimaksud sebagai faktor penyebab pergerakan perumahan ialah faktor yang berasal dari keluarga/individu dalam menentukan ataupun memilih tempat tinggalnya. Temuan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi strategi mengarahkan pergerakan perumahan guna mewujudkan kawasan perumahan sesuai dengan rencana, dan yang lebih utama lagi ialah temuan ini dapat menjadi masukan bagi strategi penataan di daerah pinggiran kota.