digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Wildan Arkan
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Muhammad Wildan Arkan
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Muhammad Wildan Arkan
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Muhammad Wildan Arkan
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Muhammad Wildan Arkan
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Muhammad Wildan Arkan
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Muhammad Wildan Arkan
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Muhammad Wildan Arkan
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Dalam pembentukan kota, budaya dan sejarah terlibat di dalamnya. Tumbuh dan berubahnya suatu kota berkaitan dengan realitas tempat, sejarah lokal, dan tradisi komunitas di dalamnya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terdapat fenomena khusus yang bergerak secara dinamis dan memengaruhi kehidupan masyarakat, yakni globalisasi. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan eksistensi budaya perlu dilakukan pelestarian dengan melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Adapun dalam mendukung partisipasi masya rakat, modal sosial berperan sebagai fasilitator tindakan kolektif antar masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks pelestarian budaya, modal sosial diperlukan untuk menunjang tindakan kolektif antar masyarakat sebagai upaya dalam melestarian budaya. Kota Tangerang sebagai salah satu wilayah metropolitan Jakarta memiliki sisi budaya dalam perkembangan sejarah kotanya. Salah satu budaya yang menjadi wajah Kota Tangerang adalah budaya Cina Benteng. Masyarakat Cina Benteng khususnya yang bertempat tinggal di Kampung Tehyan saat ini masih mempertahankan serta melestarikan budaya dan adat istiadat nenek moyang. Dengan beberapa poin sebelumnya, maka perlu diidentifikasi bagaimana peran modal sosial masyarakat Kampung Tehyan terhadap pelestarian budaya. Dalam mengidentifikasi hal tersebut dicapai melalui identifikasi budaya dan bentuk pelestarian yang dilakukan masyarakat serta modal sosial masyarakat Kampung Tehyan dalam pelestarian budaya. Lebih lanjut, komponen modal sosial yang digunakan pada penelitian ini mencakup jaringan, kepercayaan, dan norm a. Untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian dilakukan pengumpulan data melalui data primer menggunakan wawancara dan observasi serta data sekunder dari beberapa literatur, dokumen perencanaan, dan lainny a. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk melihat fenomena serta kondisi aktual yang ada di wilayah studi. Hasil studi menunjukkan bahwa 99% masyarakat Kampung Tehyan masih melestarikan budaya. Budaya yang dilestarikan mencakup unsur religi dan kesenian. Adapun bentuk pelestarian yang dilakukan masyarakat Kampung Tehyan meliputi melaksanakan sembahyang dan tradisi saat waktunya tiba, memperkenalkan alat musik tehyan, tari cokek sipatmo, dan batik ke pihak luar serta memproduksi d an mendistribusikan kue tradisional. Dalam proses pelestarian budaya, modal sosial berperan di dalamnya, khususnya pada komponen jaringan. Jaringan yang terdapat dalam masyarakat Kampung Tehyan didominasi oleh kerja sama dengan pihak luar untuk memperkenalkan budaya Cina Benteng kepada masyarakat luas. Adapun norma terdapat pada upaya pelestarian alat musi k tehyan saja.