Dalam pembentukan kota, budaya dan sejarah terlibat di dalamnya. Tumbuh dan
berubahnya suatu kota berkaitan dengan realitas tempat, sejarah lokal, dan tradisi
komunitas di dalamnya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terdapat
fenomena khusus yang bergerak secara dinamis dan memengaruhi kehidupan
masyarakat, yakni globalisasi. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan eksistensi
budaya perlu dilakukan pelestarian dengan melibatkan partisipasi masyarakat di
dalamnya. Adapun dalam mendukung partisipasi masya rakat, modal sosial berperan
sebagai fasilitator tindakan kolektif antar masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam konteks pelestarian budaya, modal sosial diperlukan untuk menunjang tindakan
kolektif antar masyarakat sebagai upaya dalam melestarian budaya. Kota Tangerang
sebagai salah satu wilayah metropolitan Jakarta memiliki sisi budaya dalam
perkembangan sejarah kotanya. Salah satu budaya yang menjadi wajah Kota Tangerang
adalah budaya Cina Benteng. Masyarakat Cina Benteng khususnya yang bertempat
tinggal di Kampung Tehyan saat ini masih mempertahankan serta melestarikan budaya
dan adat istiadat nenek moyang. Dengan beberapa poin sebelumnya, maka perlu
diidentifikasi bagaimana peran modal sosial masyarakat Kampung Tehyan terhadap
pelestarian budaya. Dalam mengidentifikasi hal tersebut dicapai melalui identifikasi
budaya dan bentuk pelestarian yang dilakukan masyarakat serta modal sosial
masyarakat Kampung Tehyan dalam pelestarian budaya. Lebih lanjut, komponen modal
sosial yang digunakan pada penelitian ini mencakup jaringan, kepercayaan, dan norm a.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian dilakukan pengumpulan data melalui
data primer menggunakan wawancara dan observasi serta data sekunder dari beberapa
literatur, dokumen perencanaan, dan lainny a. Pendekatan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif untuk melihat fenomena serta kondisi aktual yang ada di wilayah
studi. Hasil studi menunjukkan bahwa 99% masyarakat Kampung Tehyan masih
melestarikan budaya. Budaya yang dilestarikan mencakup unsur religi dan kesenian.
Adapun bentuk pelestarian yang dilakukan masyarakat Kampung Tehyan meliputi
melaksanakan sembahyang dan tradisi saat waktunya tiba, memperkenalkan alat musik
tehyan, tari cokek sipatmo, dan batik ke pihak luar serta memproduksi d an
mendistribusikan kue tradisional. Dalam proses pelestarian budaya, modal sosial
berperan di dalamnya, khususnya pada komponen jaringan. Jaringan yang terdapat
dalam masyarakat Kampung Tehyan didominasi oleh kerja sama dengan pihak luar
untuk memperkenalkan budaya Cina Benteng kepada masyarakat luas. Adapun norma
terdapat pada upaya pelestarian alat musi k tehyan saja.