Teknologi gelembung mikro dan nano telah menjadi isu yang menarik perhatian
para peneliti pada dekade terakhir ini karena memiliki aplikasi yang luas di
beberapa bidang dan dapat memicu pengembangan dan penemuan teknologi yang
maju dan baru. Gelembung mikro dan nano memiliki potensi untuk diaplikasikan
di beberapa bidang karena kemampuannya dalam melarutkan gas di dalam zat cair
secara efektif dengan tingkat kestabilan yang lama. Ukuran gelembung merupakan
faktor yang dominan dalam mempengaruhi sifat gelembung. Semakin kecil ukuran
gelembung maka luas bidang kontak antara gas dan zat cair akan semakin besar,
sehingga dapat meningkatkan laju difusi dan umur gelembung gas di dalam zat cair.
Karakteristik kestabilan dari gelembung nano yang mampu bertahan di dalam zat
cair dalam waktu yang lama melibatkan sifat fisika dan kimia yang sampai saat ini
masih menjadi misteri. Selain karakteristiknya tersebut, tantangan utama saat ini
adalah bagaimana merancang pembangkit gelembung mikro dan nano dengan laju
aliran yang tinggi dan kontinu secara efisien. Mayoritas dari peralatan saat ini
terbatas pada skala yang kecil (dalam mL) dengan proses pembangkitan yang
diskontinu. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut
dalam menghasilkan pembangkit gelembung mikro dan nano yang efisien sehingga
skala pemanfaatannya dapat diperluas di beberapa bidang, khususnya untuk
teknologi pengolahan air. Metode pembangkitan gelembung mikro dan nano
menggunakan nosel aliran berputar menjanjikan potensi untuk diaplikasikan pada
laju aliran yang tinggi dan kontinu pada skala yang besar. Namun, perancangan
pembangkit gelembung mikro dan nano, masih menjadi tantangan dalam
menghasilkan rancangan yang efisien. Selain itu, studi mengenai aliran dua fasa
pada pembangkit gelembung mikro dan nano masih sangat jarang ditemukan dalam
literatur, padahal sangat berguna sebagai acuan dalam proses perancangan dan
pengembangan.
Pada disertasi ini, pembangkit gelembung mikro dan nano tipe nosel aliran berputar
dirancang berdasarkan beberapa pertimbangan hidrolik berupa parameter aliran dan
geometri rancangan. Pengujian dilaksanakan dengan membangun alat uji
pembangkitan gelembung mikro dan nano, yang dilengkapi dengan pengontrol
variasi aliran dan pengukuran konsentrasi oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen
(DO). Karakterisasi dan pengukuran dari distribusi ukuran gelembung dilakukan
pada skala mikroskopik dan nanoskopik. Metode Particle Image Velocimetry (PIV)
digunakan untuk karakterisasi dimensional dari gelembung mikro berdasarkan
pengolahan citra. Karakteristik dimensional dari gelembung nano diukur
berdasarkan metode non invasive menggunakan metode Dynamic Light Scattering
(DLS). Sedangkan, kestabilan gelembung nano dievaluasi melalui pengukuran
potensi zeta berdasarkan metode Electrophoretic Light Scattering (ELS).
Berdasarkan hasil pengujian, gelembung mikro dan nano berhasil dibangkitkan di
dalam air murni menggunakan nosel aliran berputar dengan rentang diameter
masing-masing 11.10–39.61 ?m dan 32.67–824.99 nm. Gelembung nano udara dan
oksigen dilaporkan stabil di dalam air murni antara 5 hingga 10 bulan dengan
potensi zeta negatif di permukaan gelembung. Kestabilan gelembung nano berhasil
dimodelkan menggunakan model tolakan ionik berdasarkan penyusutan gelembung
mikro yang berukuran < 50 ?m. Kestabilan gelembung nano yang tinggi di dalam
air murni disebabkan oleh kesetimbangan mekanik antara tekanan elektrostatik dari
ion hidroksil dan tekanan Laplace akibat tegangan permukaan zat cair pada
antarmuka gelembung. Untuk memodelkan karakteristik muatan pada antarmuka
gelembung nano secara lebih terperinci, kerapatan muatan permukaan, gaya tolakmenolak
elektrostatik, ketebalan lapisan ganda, dan energi interaksi antara
gelembung dievaluasi berdasarkan model lapisan listrik ganda tersebar.
Disertasi ini juga berhasil membangun model aliran dua fasa untuk memprediksi
distribusi ukuran gelembung pada skala mikro dan nano menggunakan metode
Computational Fluid Dynamics (CFD) yang dikopel dengan Population Balance
Method (PBM) dengan mempertimbangkan pengaruh penggabungan dan
pemecahan gelembung serta aliran turbulen. Berdasarkan validasi ukuran
gelembung, model CFD-PBM memiliki kesesuaian dengan hasil eksperimen pada
tingkat mikro dan nano. Laju disipasi turbulen mempengaruhi kerapatan jumlah
gelembung dan perpindahan massa gas terhadap zat cair, yang dikonfirmasi
berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi DO. Model CFD-PBM selanjutnya
digabungkan dengan Response Surface Method (RSM) untuk menghasilkan
rancangan yang optimum. Optimasi melibatkan tiga faktor rancangan dan empat
target respon yang diperoleh melalui Central Composite Design (CCD), dimana
kesesuaian model dievaluasi menggunakan analisis varian (ANOVA). Berdasarkan
hasil optimasi, model yang diusulkan dapat menghasilkan solusi yang optimum dan
menjadi acuan dalam perancangan pembangkit gelembung nano, sehingga
berpotensi untuk diterapkan lebih lanjut pada skala yang lebih besar. Model aliran
dua fasa pada pembangkit gelembung nano perlu dikembangkan lebih lanjut dengan
mempertimbangkan pengaruh penyusutan dan interaksi elektrostatik antar
gelembung untuk menghasilkan akurasi model yang lebih baik. Selanjutnya,
penelitian pengaruh jenis gas dan kemungkinan pembentukan radikal bebas pada
saat pembangkitan gelembung perlu diteliti lebih lanjut untuk mengevaluasi
pengaruhnya pada proses disinfeksi dan dekomposisi zat-zat organik, yang
diperlukan pada sistem pengolahan air tanpa menggunakan bahan kimia dan ramah
lingkungan.