Timbal (Pb) dan seng (Zn) dihasilkan dari mineral galena (PbS) dan sfalerit (ZnS)
Hasil proses konsentrasi kedua bijih tersebut dipengaruhi oleh karakteristik produk
grinding yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya tipe media grinding
dan kondisi proses. Penelitian ini mempelajari pengaruh proses grinding
menggunakan media bola keramik (ceramic ball) dan media bola besi (steel ball)
yang dilakukan dalam kondisi kering dan basah terhadap kinetika grinding dan
karakteristik distribusi ukuran butir bijih sulfida kompleks galena-sfalerit.
Proses grinding bijih berukuran P100 6# (3,36 mm) dengan variasi media bola
keramik dan bola besi dalam kondisi kering dan basah selama 5, 10, 15, 20, 25, dan
30 menit. Produk tiap variasi grinding diayak basah dan partikel bijih hasil
pengayakan berukuran -200# (-75?m) dianalisis menggunakan LDPSA untuk
mendapatkan data distribusi ukuran butir. Model persamaan kinetika grinding
Alyavdin digunakan untuk mempelajari pengaruh variasi grinding terhadap
perilaku kinetika grinding bijih. Distribusi ukuran butir dan karakteristiknya yang
terdiri dari indeks keseragaman, modulus ukuran dan fractal dimension dari tiap
produk variasi grinding dipelajari menggunakan model persamaan logistic, Rosin-
Rammler (RR) dan Gates-Gaudin-Schuhmann (GGS). Pengamatan equivalent
particle size (EPS) dan specific surface area (SSA) dilakukan terhadap produk
variasi grinding berukuran -200# (-75?m).
Variasi grinding menggunakan bola besi dalam kondisi kering merupakan kondisi
paling efektif dalam mereduksi ukuran bijih sulfida kompleks galena-sfalerit,
ditunjukkan oleh laju penggerusan tinggi, %berat kumulatif lolos tinggi, modulus
ukuran rendah, indeks keseragaman tinggi, partikel halus tinggi dan nilai SSA
tinggi. Media bola besi lebih efektif dalam mereduksi ukuran bijih dibanding media
bola keramik baik dalam kondisi kering maupun basah. Grinding menggunakan
bola keramik kondisi basah lebih baik dibandingkan kondisi kering, sebaliknya
grinding menggunakan bola besi kondisi kering lebih baik dibandingkan kondisi
basah. Model kinetika grinding Alyavdin dapat menggambarkan perilaku kinetika
grinding bijih sulfida kompleks galena sfalerit. Distribusi ukuran butir produk
variasi grinding menggunakan bola keramik dalam kondisi basah dan kering
mengikuti model persamaan Rosin-Rammler sedangkan grinding menggunakan
bola besi mengikuti model persamaan logistic.