Penempatan objek pada suatu media merupakan salah satu permasalahan cutting
and packing. Permasalahan penempatan pada umumnya berhubungan dengan
bentuk yang regular, masalah nesting berbeda dari masalah cutting & packing 2D
pada umumnya karena bentuk potongan yang tidak beraturan. Bentuk tidak
beraturan membutuhkan penanganan geometri yang tidak sepele. Hasil dari
permasalahan nesting yaitu layout yang feasible untuk bentuk part yang tidak
beraturan. Penempatan objek secara acak mengakibatkan waste area, semakin besar
waste area semakin banyak media penempatan yang dibutuhkan. Sehingga akan
berdampak pada total waktu proses. Permasalahan penempatan bertujuan untuk
memaksimasi jumlah part yang akan diangkut pada board agar jumlah board yang
dibutuhkan minimum, sehingga waktu proses dapat lebih cepat.
Penempatan part ke dalam media board merupakan permasalahan yang sulit karena
terdapat beberapa pertimbangan seperti orientasi penempatan part, batasan luas dan
berat maksimum board. Pendekatan yang digunakan yaitu menggunakan
pendekatan dotted-board model yang dikembangkan oleh Toledo (2013) dan Al-
Theeb (2021) sebagai model acuan dan referensi untuk pengembangan model.
Namun, dotted-board model pada penelitian sebelumnya secara penggunaannya
tidak menjelaskan implementasi dotted terhadap luas maupun bentuk. Pada
penelitian ini model dotted-board mengusulkan model matematika yang digunakan
untuk merepresentasikan penempatan part pada board dengan memeriksa
kesesuaian bentuk part dengan jumlah dotted secara horizontal dan vertikal. Jika
jumlah part dan dotted banyak, maka jumlah variabel keputusan (biner) akan
semakin besar dan tidak dapat diselesaikan secara optimasi. Sehingga penelitian ini
mengusulkan secara heuristik dengan pengembangan model matematis dan
menambahkan constraint berat.
Model heuristik yang digunakan dengan variabel keputusan yaitu jumlah part yang
ditempatkan pada board dengan batasan luas dan berat maksimum. Pengambilan
bentuk part diambil secara acak yang terdapat pada suatu batch proses produksi.
Seluruh part dalam antrian harus ditempatkan pada board dalam dimensi yang
sudah ditentukan dan tidak terjadi overlapping antar part. Dalam pembentukan
solusi layout yang feasible pada model ini tidak mempertimbangkan rotasi orientasi
dalam prosedur penempatan maupun pada fungsi pembatasnya. Pengembangan
model ini juga mempertimbangkan ketika suatu part memiliki luas yang melebihi
atau lebih besar dari salah satu sisi suatu board yang membuat penempatan menjadi
tidak feasible karena part melebihi atau overlap dari board dan pertimbangan berat
part. Uji coba pengaplikasian model menggunakan 4 tipe part dengan luas board
600 satuan luas dan berat maksimum 300 satuan berat, diperoleh jumlah maksimum
part yang ditempatkan pada board sebanyak 36part dengan gap luas 0,041% dan
gap berat 0,006%. Dengan menggunakan data hipotetik untuk melakukan proses
surface treatment 500part maka dibutuhkan waktu 2.602 menit.