Pasar rakyat merupakan tempat kegiatan jual beli terlangsung melalui proses
tawar-menawar dan menjadi salah satu kontributor terhadap aspek ekonomi perkotaan.
Namun, sebagian besar pasar rakyat masih dalam kondisi yang kurang tertata dan
belum didukung oleh fasilitas pasar secara kuanti tas dan kualitas, berpotensi
menyebabkan penurunan minat masyarakat untuk berbelanja di pasar rakyat. Kawasan
Pasar Baru Bekasi yang merupakan salah satu pasar rakyat di Kota Bekasi memiliki
persoalan seperti kurangnya aksesibilitas, kurangnya fasilitas p endukung pasar, tidak
ada pembagian jelas antar ruang dagang dan maraknya pemakaian jalan sebagai
tempat berdagang, kurangnya area penyerapan air hujan yang ketika musim hujan
menyebabkan genangan, serta aktivitas pasar yang menyebabkan eksternalitias nega tif
seperti kemacetan dan parkir liar, menyebabkan kesan semrawut dan kumuh di kawasan
Pasar Baru Bekasi.
Dari kondisi kawasan Pasar Baru Bekasi tersebut, salah satu alternatif untuk
meminimalisir persoalan di kawasan Pasar Baru Bekasi adalah dengan melakukan
perancangan ulang pada untuk memecahkan persoalan perancangan yang ada, agar
tercapai fungsinya sebagai sarana perdagangan dan jasa yang optimal . Perancangan
ulang pada kawasan Pasar Baru Bekasi menggunakan metode fragmental dan teknik
problem solving, dengan mempertimbangkan kondisi fisik kawasan, persepsi dan
preferensi masyarakat, serta peraturan/literatur terkait pasar rakyat yang ideal
sebagai dasar perancangan ulang kawasan Pasar Baru Bekasi. Oleh karena itu, disusun
kebijakan perancangan kawasan Pasar Baru Bekasi yang inklusif dan terintegrasi,
melalui penyediaan ruang dagang yang saling terhubung dengan kegiatan lain,
peningkatan aksesibilitas jalan, penyediaan ruang terbuka hijau sebagai ruang publik,
dan pemenuhan fasilitas pendukung lainnya, dapat mewujudkan kawasan Pasar Baru
Bekasi yang memperhatikan keselamatan, aksesibilitas, kesehatan, kebersihan,
keamana, kenyamanan, dan estetika.