Aritmia merupakan salah satu kelainan jantung dimana detak jantung berdetak
secara tidak normal. Aritmia dapat menyebabkan gejala-gejala seperti rasa lelah dan
rasa sakit di dada. Kondisi paling parahnya dapat mengakibatkan stroke dan gagal
jantung yang bisa berujung pada kematian. EKG biasanya digunakan sebagai alat
untuk deteksi aritmia. Pada penelitian aritmia metode inter-patient sangat
dibutuhkan agar diperoleh hasil yang tidak bias. Namun kebanyakan penelitian
yang menggunakan metode intra-patient mendeteksi aritmia dalam kelas besar
seperti normal, aritmia ventrikel, aritmia atrial, dan fusion beat. Belum banyak
penelitian inter-patient yang mendeteksi aritmia secara lebih spesifik seperti
blokade cabang berkas dan prematur beat. Beberapa penelitian yang mendeteksi
tipe aritmia secara spesifik dengan inter-patient umumnya menggunakan satu kanal
EKG (MLII) sebagai data penelitian. Hasil klasifikasi menunjukkan akurasi yang
cukup baik meski belum seimbang untuk tiap kelasnya. Kanal MLII cukup banyak
digunakan sebagai data penelitian aritmia karena aktivitas listrik yang terekam oleh
MLII sama dengan arah konduksi impuls jantung. Namun untuk beberapa kasus
aritmia seperti LBBB dan RBBB umumnya dideteksi menggunakan EKG dari
kanal V1 dan V6. Selain itu untuk ektopik beat (PAC, PVC) lebih terlihat jelas pada
kanal V1 dan MLII karena bentuk gelombang P lebih terlihat jelas pada kedua kanal
tersebut. Dalam klasifikasi aritmia machine learning digunakan untuk membantu
mengklasifikasi aritmia denganl lebih cepat. Beberapa machine learning yang
digunakan diantaranya SVM, random forest, KNN, dsb. Selain itu juga ada
ensemble learning yang merupakan kombinasi beberapa metode machine learning.
Ensemble learning memiliki kelebihan untuk menghasilkan metode klasifikasi
yang general dan tidak overfit yang mana sangat dibutuhkan dalam klasifikasi
aritmia. Oleh karena itu pada penelitian akan dilakukan klasifikasi aritmia interpatient dengan menggunakan dua kanal EKG yakni kanal atas dan kanal bawah dari
basis data aritmia MIT-BIH. Sistem yang dibuat secara spesifik mendeteksi kelas
normal, blokade cabang berkas kiri (LBBB), blokade cabang berkas kanan (RBBB),
kontraksi ventrikel prematur (PVC), dan kontraksi ventrikel prematur (PAC)
menggunakan metode machine learning.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem klasifikasi aritmia menggunakan
dua kanal EKG dan machine learning dengan metode inter-patient. Serta
mengevaluasi pengaruh penggunaan dua kanal EKG pada hasil performansi
klasifikasi dibandingkan dengan penelitian lain. Proses penelitian ini meliputi
pengambilan sinyal EKG dari basis data aritmia MIT-BIH. Sinyal dari basis data
ii
selanjutnya dibersihkan dengan menggunakan median filter dan low pass filter.
Sinyal yang sudah bersih selanjutnya disegmentasi disekitar puncak R dari awal
gelombang P hingga akhir gelombang T. Selanjutnya sinyal EKG yang sudah
disegmentasi diekstraksi menggunakan paket fungsi TSFEL. Fitur yang diekstrak
meliputi fitur statistik, fitur temporal, dan fitur spektral. Selain ketiganya juga
digunakan fitur interval R. Sebelum fitur tersebut diseleksi, data dipisah menjadi
data latih dan data uji agar tidak didapatkan hasil yang bias. Proses seleksi fitur
nantinya akan dilakukan berdasarkan fitur-fitur pada data latih. Fitur-fitur yang
akan digunakan pada data uji akan mengikuti fitur-fitur yang terseleksi dari data
latih setelah melewati proses seleksi fitur. Proses seleksi fitur dilakukan
berdasarkan nilai korelasinya terhadap label dan korelasi dengan sesama fitur yang
lain. Fitur yang memiliki korelasi tinggi dengan label dan memiliki korelasi rendah
dengan fitur lain akan digunakan. Selanjutnya dilakukan proses pelatihan dan
validasi dengan menggunakan data latih untuk mendapatkan parameter terbaik.
Dari hasil tersebut selanjutnya dibangun metode klasifikasi menggunakan
kombinasi berbagai machine learning (ensemble learning) dengan parameter yang
sudah dipilih dari hasil tuning. Hasil terbaik akan dipilih sebagai metode klasifikasi
aritmia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan berhasil dibangun model machine learning
dari kombinasi K-nearest Neighbors, Random Forest, dan Support Vector Machine
dengan dua kanal EKG yakni kanal MLII-V1. Kombinasi bobot yang menghasilkan
performansi paling baik untuk masing-masing machine learning adalah 2,2,1. Hasil
kombinasi tersebut menunjukkan hasil yang cukup baik dibanding penelitian lain
yang serupa, dimana pada penelitian ini diperoleh akurasi sebesar 87%, recall 87%,
presisi 88%, dan f1 score 87%. Penggunaan multi-kanal yakni kanal MLII-V1
terbukti mampu meningkatkan performansi dari klasifikasi aritmia lima kelas. Hal
ini ditunjukkan dengan perbandingan hasil klasifikasi yang lebih tinggi dengan
konfigurasi kanal tunggal maupun dengan hasil penelitian lain yang juga hanya
menggunakan kanal tunggal.