COVER - Isna Dea Fauzani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Isna Dea Fauzani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Isna Dea Fauzani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Isna Dea Fauzani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Isna Dea Fauzani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Isna Dea Fauzani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Isna Dea Fauzani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Isna Dea Fauzani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Gelatin merupakan produk yang diperoleh melalui proses hidrolisis parsial protein kolagen dan banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri. Karena pemanfaatannya yang luas, permintaan gelatin di Indonesia cukup tinggi. Namun, pemenuhan gelatin di Indonesia masih melalui impor. Sebanyak 46% gelatin yang dipasarkan di dunia berasal dari kulit babi, sedangkan mayoritas penduduk Indonesia beragama islam sehingga penting untuk mencari alternatif bahan baku gelatin halal. Salah satu bahan baku alternatif yang berpotensi untuk produksi gelatin halal adalah limbah ikan. Pemanfaatan limbah produksi fillet lele mampu meningkatkan nilai ekonomis dari limbah produksi fillet lele yang selama ini belum termanfaatkan dengan maksimal dan juga berpotensi mendukung gerakan circular economy.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses produksi gelatin berbahan baku limbah produksi fillet lele dengan berbagai metode. Metode proses produksi gelatin yang dilakukan yaitu metode hidrolisis enzimatik, hidrolisis konvensional dengan asam/basa, dan hidrolisis secara hidrotermal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi limbah ikan lele sebagai bahan baku gelatin sangatlah kecil. Berbagai metode produksi gelatin yang dilakukan dengan bahan baku limbah ikan lele tidak menghasilkan gelatin. Kondisi dan kandungan bahan baku yang digunakan menjadi hal penting yang perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi perolehan dan karakteristik gelatin yang dihasilkan.