digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gloria Grace Himmel Yaas
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Gloria Grace Himmel Yaas
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Gloria Grace Himmel Yaas
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Gloria Grace Himmel Yaas
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Gloria Grace Himmel Yaas
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Gloria Grace Himmel Yaas
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Gloria Grace Himmel Yaas
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Gloria Grace Himmel Yaas
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Batik merupakan salah satu kerajinan kain khas Indonesia yang telah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Oleh karenanya, batik terus berkembang ke berbagai daerah di Indonesia hingga menghasilkan motif-motif lokal masing-masing daerah. Salah satu daerah yang memiliki kerajinan batik dengan motif lokalnya adalah Desa Bakaran Kulon yang berada di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Batik dari Desa Bakaran Kulon dikenal dengan nama Batik Bakaran. Berdasarkan strategi dan arahan kebijakan pembangunan Kabupaten Pati yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pati 2017-2022, Kabupaten Pati memiliki potensi unggulan yang dikembangkan salah satunya adalah industri batik mencakup batik bakaran. Agar batik bakaran dapat terus berkembang sebagai potensi unggulan, maka dibutuhkan pelibatan masyarakat khususnya pengrajin batik tulis di Desa Bakaran Kulon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengorganisasian komunitas pengrajin batik bakaran di Desa Bakaran Kulon, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi komunitas sebagai unit analisis utama. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara informan kunci, kuesioner komunitas pengrajin batik bakaran, dan observasi kegiatan komunitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses pengorganisasian komunitas pengrajin batik bakaran di Desa Bakaran Kulon terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari integrasi, identifikasi masalah, membangun pemahaman bersama, monitoring kegiatan, evaluasi kegiatan, dan terakhir adalah penguatan komunitas. Pengorganisasian komunitas pengrajin batik bakaran juga ditunjang dengan pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah dirancang bersama, bentuk organisasi yang mewadahi komunitas, dan jejaring kerja sama yang terbentuk dengan pihakpihak lainnya.