Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit arboviral tersering yang tersebar di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia tingkat keterjangkitan penyakit ini meningkat setiap tahunnya. Bahkan, Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan tingkat keterjangkitan tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Oleh karena itu, untuk mengurangi laju infeksi virus dengue dapat dilakukan pendeteksian dini agar risiko yang ditimbulkan dapat berkurang.
Pada penelitian ini, immunosesnor elektrokimia berdasarkan modifikasi metal-organic framework (MOF) di atas permukaan elektroda telah dikembangkan untuk deteksi virus dengue NS-1 serotype 3. Material Cu-BTC dan CuNi-BTC dengan variasi rasio komposisi Cu:Ni sebesar 5:1, 3:1 dan 1:1 serta penambahan 10 wt% trietanolamin (TEOA) sebagai modulator telah berhasil disintesis. Sintesis dilakukan dengan metode presipitasi pada suhu ruang dan dikeringkan pada suhu 60? selama ±24 jam. Karakteristik material ditinjau dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy (SEM), Fourier-Trasform Infrared (FTIR), Brunnauer-Emmet Teller (BET) dan pengujian elektrokimia. Pengujian performa material sebagai imunosensor elektrokimia dilakukan dengan menggunakan cyclic voltammetry (CV), differential pulse voltammetry (DPV), dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS). Hasil pengujian awal dengan pendekatan CV menunjukkan rasio komposisi Cu:Ni = 1:1 menghasilkan nilai arus reduksi dan oksidasi paling optimum jika dibandingkan dengan variasi yang lain yaitu sebesar 19,12 dan 13,17 ?A. Berdasarkan hal tersebut, MOF dengan rasio komposisi 1:1 digunakan untuk pengujian elektrokimia dalam mendeteksi dengue virus (DENV). Proses selanjutnya pendeteksian virus dengue dilakukan dengan pendekatan DPV pada rentang linear konsentrasi NS-1 protein sebesar 5 ngml-1 – 0,001 ngml-1 . Dari pengujian DPV diperoleh batas pendeteksian terrendah atau limit of detection (LoD) sebesar 0,77 pgml-1. Selain itu, dilakukan pengujian selektivitas sebagai pendukung performansi immunosensor. Pengujian selektivitas dilakukan terhadap
4 variasi serotype DENV yaitu serotype 1, 2, 3, dan 4. Hasil pengujian menunjukkan material MOF CuNi-BTC memiliki slektivitas yang sangat baik terhadap NS-1 DENV serotype 3. Penelitian lebih lanjut dilakukan dalam serum manusia. Pengujian ini dilakukan untuk evaluasi dalam aplikasi klinis imunosensor yang telah dibuat. Dalam pengujian ini variasi konsenstrasi antigen hasil eksperimen dibandingkan dengan pengujian dalam serum manusia (real sample). Recovery untuk variasi konsentrasi NS-1 DENV serotype 3 sebesar 0,001; 0,01; 0,1; 1; dan 10 ngml-1 masing-masing adalah 98%, 94%, 97%, 95% dan 98%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa immunosensor elektrokimia berbasis material CuNi-BTC-TEOA-3 yang telah dibuat memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut sebagai alat untuk deteksi antigen NS-1 DENV serotype 3.