digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nurul Syafithri
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Masyarakat membutuhkan skema tanda tangan digital untuk keamanan informasi. Saat ini, sudah terdapat beberapa skema tanda tangan digital yang digunakan secara massal. Akan tetapi, skema tanda tangan tersebut tidak aman terhadap serangan yang dapat dilakukan oleh komputer kuantum menggunakan algoritma Shor. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan skema tanda tangan digital yang tidak rentan terhadap baik serangan komputer kuantum maupun serangan komputer biasa, yang disebut dengan skema tanda tangan post-kuantum. Salah satu alternatif skema tanda tangan post-kuantum adalah skema tanda tangan berbasis isogeni kurva eliptik supersingular. Tugas akhir ini membandingkan dua skema tanda tangan berbasis isogeni kurva eliptik supersingular, yakni skema SQISign dan skema yang dicetuskan oleh Galbraith, Petit, dan Silva. Prinsip kerja kedua skema ini sama-sama menggunakan isogeni kurva eliptik supersingular dan kuaternion yang terkait dengan korespondensi Deuring. Akan tetapi, terdapat perbedaan-perbedaan dalam dua skema tersebut sehingga SQISign lebih mudah diimplementasikan dan lebih efisien. Selain itu, ukuran signature, kunci publik, dan kunci rahasia SQISign lebih pendek. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji keamanan skema tersebut dan untuk membuat skema tanda tangan berbasis isogeni yang dapat dieksekusi dalam waktu lebih singkat.