Masyarakat membutuhkan skema tanda tangan digital untuk keamanan
informasi. Saat ini, sudah terdapat beberapa skema tanda tangan digital
yang digunakan secara massal. Akan tetapi, skema tanda tangan tersebut
tidak aman terhadap serangan yang dapat dilakukan oleh komputer kuantum
menggunakan algoritma Shor. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan
skema tanda tangan digital yang tidak rentan terhadap baik serangan
komputer kuantum maupun serangan komputer biasa, yang disebut dengan
skema tanda tangan post-kuantum. Salah satu alternatif skema tanda tangan
post-kuantum adalah skema tanda tangan berbasis isogeni kurva eliptik supersingular.
Tugas akhir ini membandingkan dua skema tanda tangan berbasis isogeni
kurva eliptik supersingular, yakni skema SQISign dan skema yang dicetuskan
oleh Galbraith, Petit, dan Silva. Prinsip kerja kedua skema ini sama-sama
menggunakan isogeni kurva eliptik supersingular dan kuaternion yang terkait
dengan korespondensi Deuring. Akan tetapi, terdapat perbedaan-perbedaan
dalam dua skema tersebut sehingga SQISign lebih mudah diimplementasikan
dan lebih efisien. Selain itu, ukuran signature, kunci publik, dan kunci rahasia
SQISign lebih pendek. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menguji keamanan skema tersebut dan untuk membuat skema tanda tangan
berbasis isogeni yang dapat dieksekusi dalam waktu lebih singkat.