digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ringkasan: Erupsi Lumpur yang terjadi di Sidoarjo telah berlangsung setahun lebih, dan belum ada tanda tanda kemungkinan akan berhenti walaupun berbagai cara telah diusahakan oleh Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo. Hal ini menegaskan bahwa gejala tersebut sudah merupakan gejala dari adanya gunung Lumpur yang merupakan gejala alam. Walaupun demikian kemunculannya bisa saja disebabkan oleh pengeboran eksplorasi yang dapat menghubungkan Lumpur dikedalaman sekitar 3 Km di bawah permukaan tanah yang tertekan keatas sampai permukaan tanah melalui celah yang disebabkan oleh proses pengeboran maupun rongga atau patahan yang ada di dalam tanah. Dengan laju keluarnya Lumpur yang sekitar 150.000 m3/hari tak heran selama setahun telah menenggelamkan sejumlah area yang luas. Jika Lumpur tersebut bisa dimanfaatkan maka hasilnya diharapkan akan sangat berguna bagi masyarakat. Percobaan telah dilakukan untuk mempelajari karakteristik bata dengan bahan baku Lumpur Sidoarjo. Sebelum dibakar, campuran bahan disiapkan yang terdiri dari lumpur kering dan lempung yang diatur komposisinya akan melalui variasi proses pembakaran. Variabel yang dipelajari dalam pembuatan bata ini adalah susut bakar, susut linear, dan kuat lentur. dengan menjadikannya sebagai bahan baku dalam pembuatan bata dengan proses pembakaran. Hal lain yang menjadi perhatian adalah kandungan mineral yang ada dalam Lumpur dan sifat penyusutan linear, susut bakar, serta nilai kuat lentur dari bata hasil percobaan ini. Hasil yang didapat adalah Lumpur tersebut mengandung mineral mineral silikat seperti albit, kaolinit, halit, dan kuarsa yang berguna dalam pembuatan produk keramik. Sifat penyusutan linear dari bata dapat menjelaskan proses perpindahan massa pada saat terjadi penyusutan didominasi oleh difusi kisi pada batas butiran. Hasil susut bakar menunjukan hasil yang masih diterima untuk pembuatan bata konstruksi yaitu maksimal 12%. Dari pengujian kuat lentur pada suhu pembakaran 600 0C dan komposisi lempung 10% dan 25% berturut-turut adalah 139.1 (kg/cm3) dan 128.2 (kg/cm3) dengan waktu pembakaran optimal selama 2 jam.