Urban Farming adalah salah satu sistem pertanian yang dapat mengatasi masalah
pertanian saat ini seperti tidak seimbangnya kebutuhan konsumsi sayuran dengan
jumlah produksi yang dihasilkan akibat meningkatnya pertumbuhan penduduk dan
terbatasnya luas lahan pertanian (produktif). Dengan keunggulan yang dimiliki urban
farming menjadi dorongan bagi masyarakat Kota Padang dalam mengatasi
permasalahan kebutuhan pangan (sayuran) melalui teknik pertanian hidroponik.
dengan jumlah mencapai 10 pelaku bisnis hidroponik pada tahun 2019 dan dapat
menghasilkan sayuran sekitar 29 kg/hari. Namun, produksi tersebut belum dapat
memenuhi permintaan yang bersifat kontinu setiap harinya yaitu 58 kg/hari, sehingga
berdampak pada lemahnya proses pengembangan usaha. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis implementasi manajemen usaha (produksi, finansial, dan
pemasaran), menganalisis status keberlanjutan (dimensi ekonomi, sosial, ekologi,
teknis, dan kelembagaan), serta membentuk strategi pengembangan usaha budidaya
sayuran hidroponik di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang
menggunakan metode survei, dengan pelaksanaan penelitian mencakup kedalam 3
tahapan utama: 1) Analisis manajemen usaha secara deskriptif kualitatif. 2) Analisis
status keberlanjutan melalui metode Multidimensional Scaling (MDS) dengan
modifikasi teknik ordinasi Rap-Ur-Agri (Rapid Appraisal for Urban Agriculture). 3)
Analisis strategi pengembangan dengan menggunakan metode SWOT dan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix). Responden dalam penelitian ini terdiri dari
8 pelaku usaha yang masih aktif dan kontinu dalam budidaya sayuran hidroponik di
Kota Padang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode observasi
langsung, wawancara, dan kuesioner. Data sekunder dikumpulkan melalui kajian
pustaka, Dinas Pertanian Kota Padang, dan Badan Pusat Statistik Kota Padang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1). Implementasi manajemen usaha budidaya sayuran
hidroponik di Kota Padang Sumatera Barat belum berjalan optimal. Hal ini
ditunjukkan melalui fungsi-fungsi yang belum maksimal dalam manajemen usaha
antara lain: a) manajemen produksi dengan pencapaian skor 2,21 berada pada
kategori jarang diterapkan; b) manajemen finansial dengan pencapaian skor 2,19
berada pada kategori jarang diterapkan; c) manajemen pemasaran dengan pencapaian
skor 2,13 berada pada kategori jarang diterapkan; 2) Usaha budidaya sayuran
hidroponik di Kota Padang termasuk pada kategori cukup berkelanjutan pada dimensi
ekonomi dan kelembagaan dengan indeks sebesar 51,07% dan 42,15%. Dimensi
ekologi dan teknis pada kategori berkelanjutan dengan indeks sebesar 60,89% dan
63,47%, sedangkan dimensi sosial pada kategori kurang berkelanjutan dengan indeks
sebesar 31,02%; 3) Terdapat 9 alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat
meningkatkan status keberlanjutan sistem urban farming di Kota Padang Sumatera
Barat, dengan strategi prioritas yang direkomendasikan adalah meningkatkan kerja
sama dalam komunitas hidroponik yang sudah terbentuk dengan tujuan memperluas
jaringan informasi, penyampaian aspirasi, optimalisasi produksi, pemasaran, serta
mempermudah penyusunan program kerja sama dengan pemerintah.