digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bakti Fahredo Husen
PUBLIC Alice Diniarti

Studi tentang kriteria sebuah planet layak huni menjadi topik yang sangat populer pada saat ini. Selama dekade terakhir fokus pada studi ini adalah penemuan planet menyerupai Bumi yang mengorbit di habitable zone (HZ). Namun ada beberapa faktor krusial lain yang dapat dijadikan konsiderasi dalam penentuan planet layak huni, yaitu fluktuasi temperatur di permukaan planet secara spasial dan temporal. Ini dapat dipengaruhi oleh oblikuitas rotasi planet serta eksentrisitas orbit planet mengitari bintang induknya. Mengetahui dampak variasi nilai oblikuitas rotasi serta eksentrisitas orbit planet, menjadi langkah kunci untuk memperoleh gambaran kondisi permukaan planet, yaitu dengan memahami peta sebaran temperatur permukaan planet secara latitudinal sebagai fungsi fase orbital. Dengan mengasumsikan relasi sederhana antara fluks dengan parameter-parameter orbit dan rotasi planet, diestimasikan fluks yang diterima permukaan planet sebagai fungsi posisi dan waktu. Distribusi temperatur di permukaan planet diperoleh dengan menggunakan energy balance model (EBM) yang disederhanakan. Mengestimasi sebaran temperatur permukaan dilakukan berulang sebagai eksperimen komputasional dengan memvariasikan eksentrisitas orbit Bumi dengan meminjam nilai eksentrisitas orbit planet lain (Mars, Proxima Centauri-b, dan Kepler-186f), serta oblikuitas rotasi planet dengan inkremen 10° dalam rentang 0° - 90°. Tidak hanya Bumi, namun dilakukan juga untuk planet lainnya dengan menggunakan parameter iklim Bumi. Diperoleh planet dengan oblikuitas rotasi yang ekstrem (? > 60°) akan memiliki sebaran temperatur yang ekstrem dengan perubahan temperatur permukaan dapat mencapai ?Ts = 140°C dalam rentang waktu yang singkat hanya dalam 0,2 fase orbitnya (2,5 bulan Bumi), menjadikan kondisi tersebut tidak layak untuk dihuni makhluk hidup karena protein sudah mulai terurai pada temperatur tersebut (McKay., 2014). Di lain pihak, planet yang mengorbit di HZ dengan ? < 60° dan e < 0,35 memiliki kemungkinan dapat mendukung kehidupan dengan iklim mirip Bumi (contoh: Proxima Centauri-b, e = 0,35 dan ? = 20°).