digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Screening merupakan tahap awal dalam karakterisasi reservoir yang sesuai untuk CO2-EOR. Tahapan ini sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi CO2-EOR sehingga hasilnya menjadi penting. Model screening pada penelitian sebelumnya memperlakukan setiap parameter screening secara bebas, sehingga tidak saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Akibatnya setiap parameter screening mempunyai batas kriteria masing-masing yang tidak tergantung dengan parameter yang lain. Namun, pada kenyataannya, jika dikaitkan dengan fenomena fisik yang sebenarnya, beberapa parameter screening saling bergantung dan mempengaruhi satu dengan yang lain, sehingga diperlukan suatu metode screening yang memperlakukan parameter yang saling bergantung secara simultan. Penelitian ini mengembangkan model screening baru untuk parameter screening yang saling berhubungan, yang disebut model screening simultan. Model screening dibangun berdasarkan data kuantitatif yang dikumpulkan dari referensi lapangan CO2-EOR di seluruh dunia. Pendekatan statistik dengan metode analisis korelasi digunakan untuk menentukan parameter screening yang saling berhubungan. Hasilnya diselaraskan dengan expert domain agar sesuai dengan fenomena fisik yang sebenarnya. Metode multivariate quality control yang inputnya berdasarkan hasil reduksi dimensi data dengan principal component analysis digunakan untuk menentukan batas kriteria screening simultan. Integrasi antara pendekatan statistik dan expert domain berhasil membangun model screening yang dapat memperbaiki model screening sebelumnya. Model screening yang diusulkan diimplementasikan ke 13 proyek CO2-EOR aktual. Hasil yang diperoleh sesuai dengan kondisi operasi yang sebenarnya dan terbukti mengikuti aturan expert domain. Jika kondisi CO2 tercampur terpenuhi pada batas kriteria screening, maka kondisi CO2 tidak tercampur juga terpenuhi dan tidak bisa sebaliknya. Model screening baru ini juga dapat mempersingkat waktu, dengan menentukan secara simultan parameter screening yang berhubungan, tidak secara individu. Model screening ini direkomendasikan untuk diimplementasikan ke lapangan lainnya, karena memberikan hasil yang bagus, cepat dan representatif. Selain screening teknik yang memenuhi aturan expert domain, evaluasi ekonomi juga diperlukan sebagai bagian penting dari proses screening. Pengembangan model screening berdasarkan aspek teknik dan ekonomi dapat mengevaluasi proyek 3 CO2-EOR secara keseluruhan. Model screening teknik dan ekonomi secara cepat sangat dibutuhkan di Indonesia, yang sampai saat ini CO2-EOR belum dilakukan secara penuh di lapangan. Model screening cepat dibangun menggunakan data lapangan yang tersedia di Indonesia, sehingga lebih representatif. Model simulasi reservoir sintetik dibangun untuk merepresentasikan kondisi data lapangan dengan bantuan software komersial CMG GEM. Model simulasi ini untuk memprediksi laju produksi minyak yang selanjutnya sebagai pendapatan dalam penghitungan ekonomi. Pendekatan model ekonomi unit per volume pola injeksi diberikan untuk memberikan hasil keekonomian yang terkontrol pada unit volume reservoir yang sama dan membuat perhitungan keekonomiannya jelas. Indikator kelayakan ekonomi yang digunakan adalah net present value dengan analisis discounted cash flow. Variabel biaya meliputi biaya modal dan operasional yang besarnya disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Model screening cepat ini dikembangkan dengan bantuan artificial intelligence menggunakan metode jaringan syaraf tiruan dan regresi polinomial. Performa yang lebih baik diberikan metode jaringan syaraf tiruan dengan diperoleh error yang lebih kecil. Pengembangan model screening yang melibatkan aspek teknik dan ekonomi dengan jaringan syaraf tiruan memberikan screening awal yang cepat dan representatif untuk kondisi di Indonesia, sehingga dapat memotivasi percepatan implementasi CO2-EOR di Indonesia. Model screening diimplementasikan pada empat lapangan di Indonesia dan hasilnya dapat memberikan rekomendasi cepat pada besarnya net present value, pemilihan pola injeksi, penentuan injeksi volume pori dan prioritas lapangan untuk CO2-EOR.