digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Analisis termal mempelajari karakteristik suatu bahan dengan adanya pemberian energi panas dan perubahan suhu. Energi yang berbeda antarsenyawa membuat tiap zat padat memiliki profil termal yang khas. Kekhasan profil termal dari suatu zat padat dapat dideteksi oleh berbagai jenis instrumen analisis termal, baik konvensional maupun modern. Adanya instrumen analisis modern tidak menggantikan sepenuhnya penggunaan analisis termal yang bersifat konvensional. Saat ini, penggunaan instrumen elektrotermal yang merupakan instrumen analisis termal semi digital menjadi pilihan yang banyak digunakan karena metodenya sederhana, mudah, dan relatif lebih murah dibandingkan analisis termal modern seperti Differential Scanning Calorimeter (DSC) dan Thermal Gravimeter/Differential Thermal Analyser (TG/DTA). Penelitian ini mengamati transisi padatan, meliputi pelepasan air dari bentuk hidrat dan perubahan struktur kristal selain suhu lebur dan dekomposisi dari bahan padatan obat parasetamol, siprofloksasin hidroklorida, lamivudin, dan asam mefenamat. Hasil pengamatan elektrotermal terhadap perubahan fase obat-obat tersebut dikonfirmasi dengan data analisis menggunakan DSC dan PXRD. Eksperimen menunjukkan bahwa elektrotermal dapat digunakan sebagai metode awal untuk melihat polimorfi dan pseudopolimorfi.