digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ringkasan: Baja perkakas AISI H13 merupakan baja perkakas pengerjaaan panas dengan kandungan karbon yang relatif rendah 0,3-0,4% dan kromium mencapai 4.75-5.5%. Baja ini umumnya digunakan untuk membuat perkakas seperti die, mould, dan alat potong. Baja AISI H13 biasanya dijual di pasaran dalam kondisi annealed. Baja yang berada pada kondisi annealed bersifat lunak sehingga tidak sesuai dengan aplikasinya yang membutuhkan kombinasi ketahanan aus, kekerasan, dan ketangguhan yang baik. Untuk mendapatkan baja dengan sifat-sifat mekanik yang baik tersebut maka perlu dilakukan modifikasi struktur mikro baja. Salah satu caranya adalah dengan memberikan perlakuan panas hardening dan tempering. Hardening dan tempering merupakan suatu siklus perlakuan panas dengan cara memanaskan baja sampai temperatur austenitisasi kemudian didinginkan cepat agar diperoleh struktur keras martensit lalu dipanaskan kembali dibawah temperatur rekristalisasinya. Tujuannya adalah agar diperoleh kombinasi kekerasan dan ketangguhan yang bagus. Variabel-variabel hardening dan tempering yang bisa mempengaruhi ketangguhan dan kekerasan baja antara lain laju pendinginan, temperatur dan waktu tahan hardening (austenitisasi), temperatur, waktu tahan, dan jumlah tempering. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah temperatur hardening (1020 oC, 1050 oC, dan 1080oC), temperatur tempering (540 oC, 593 oC, dan 620 oC), dan jumlah tempering (single tempering dan triple tempering). Dari hasil percobaan diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Peningkatan temperatur hardening mengakibatkan naiknya nilai kekerasan hingga 60% dan penurunan ketangguhan sebesar 75%. 2) Triple tempering menghasilkan ketangguhan yang lebih baik dibandingkan single tempering dan mampu meningkatkan ketangguhan hingga 80% dengan penurunan kekerasan rata-rata sebesar 5 HRC.3) Peningkatan temperatur tempering mengakibatkan penurunan kekerasan dan naiknya nilai ketangguhan. 4) Kombinasi ketangguhan dan kekerasan yang optimal diperoleh pada sampel yang dihardening pada temperatur 1050 oC, dilanjutkan dengan single tempering pada 620 oC dan triple tempering pada 593oC.