digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Francis Seravino Romawan
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Francis Seravino Romawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Francis Seravino Romawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Francis Seravino Romawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Francis Seravino Romawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Francis Seravino Romawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Francis Seravino Romawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Francis Seravino Romawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini berfokus pada buangan Sistem Sirkulasi Pendingin Air Laut (SSPAL) dari industri pengolahan gas alam cair yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur yang berupa limbah air panas. SSPAL itu sendiri merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan sifat air laut yang dapat menyimpan panas, sehingga dapat digunakan sebagai zat pendingin untuk suatu proses di industri. Namun buangan dari sistem ini adalah air dengan suhu yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar sehingga membahayakan bagi lingkungan. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah mengkaji kemampuan perairan dalam mensirkulasikan zat pencemar yang hadir, pola sebaran limbah air panas akibat proses hidrodinamika, dan mengkaji prakiraan dampak dari luas sebaran limbah air panas. Data yang digunakan adalah data BATNAS, elevasi muka air, kecepatan arus, ECMWF ERA-Interim, dan data suhu sebagai masukan model sedangkan data hasil pengukuran lapangan digunakan sebagai alat verifikasi. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Delft3D-FLOW. Hasilnya model memiliki eror untuk elevasi pasang surut sebesar 3,5%, untuk kecepatan arus sebesar 23,84% dan 39,39%, serta suhu dari model panas excess temperature sebesar 2,72% sementara suhu dari model panas no flux sebesar 3,5%. Perairan Bontang memiliki kecepatan arus lebih besar saat surut ketimbang pasang dan perbedaan kecepatan antara pasang dan surut ini membuat Perairan Bontang dapat mensirkulasikan polutan yang masuk ke perairannya dengan waktu yang dibutuhkan 13 hari. Kecepatan arus juga memberikan dampak pada sebaran limbah air panas. Sebaran limbah air panas mengalami pertambahan luas saat surut dan pengurangan luas saat pasang. Saat purnama perubahan luas terjadi akibat kuatnya proses adveksi sementara saat perbani perubahan luas terjadi akibat kuatnya pertukaran panas dengan udara. Dari hasil dua simulasi model panas yang dilakukan pertukaran panas terbukti dapat mengurangi dampak buruk limbah air panas terhadap lingkungan sebesar 18,3% sampai 18,8% untuk anomali 1?, 78,93% sampai 85,55% untuk anomali 2?, dan 100% untuk anomali 3?.