digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) di Area Muara Labuh, Solok Selatan merupakan salah satu bagian dari Proyek Strategis Nasional dalam bidang percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Pembangunan proyek ini dalam prosesnya mengakuisisi lahan milik masyarakat setempat, dan diidentifikasi timbul kerentanan dalam konteks kehilangan lahan sebagai aset utama masyarakat di desa sekitar yang mayoritas bekerja pada sektor pertanian. PT. Supreme Energy Muara Labuh selaku pengelola pembangunan proyek menrancang program pemulihan mata pencaharian masyarakat terdampak akuisisi lahan dalam tajuk Livelihood Restoration Program (LRP) sebagai bentuk corporate social responsibility yang dilaksankaan sejak 2018. Bergerak dari hal tersebut, penelitian ini akan bertujuan untuk melakukan kajian terhadap praktik tata kelola lingkungan pada LRP dalam perspektif aktor, sektor, dan tingkatan pembangunan berdasarkan identifikasi keberlanjutan penghidupan masyarakat terdampak dari akuisisi lahan Proyek PLTP Muara Labuh. Penelitian ini menggunakan metode case study qualitative approach untuk menjabarkan data sekunder berupa studi literatur, dokumen pelaporan program, dan regulasi terkait serta data primer dari wawancara mendalam dan observasi yang dikumpulkan. Metode ini dipilih agar peneliti dapat memahami konteks yang menjelaskan hubungan antara hasil, proses, dan konteks dari upaya pemulihan penghidupan masyarakat dengan upaya tata kelola lingkungan pada lokasi studi. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Sustainable Livelihood Analysis dan Multi Level Governance Analysis, serta Multi Level Persepctive Analysis. Melalui kedua analisis ini, akan dijabarkan keberlanjutan penghidupan masyarakat terdampak dari akuisisi lahan, jejaring aktor serta pengaruh dan kepentingan aktor yang memfasilitasi terjadinya tata kelola lingkungan, deskripsi keterkaitan dan sebaran sektor yang menjadi fokus intervensi program, serta tinjauan dan visualisasi tingkatan pembangunan pada implementasi program. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa program LRP difokuskan pada pengembangan usaha masyarakat dalam sektor pertanian yang didukung pula oleh ii pengembangan usaha di bidang jasa dan kewirausahaan yang dilaksanakan berbasis pemberdayaan masyarakat. Melalui Sustainable Livelihod Analysis didapatkan temuan baha program LRP telah memberikan manfaat dalam pengetahuan dan peningkatan pendapatan, namun program belum dapat dikatakan berkelanjutan secara menyeluruh Melalui Multi-Level Governance Analysis ditermukan bahwa, aktor yang terlibat pada kegiatan ini masih berfokus pada pihak pengusul dan perencana program, dan belum melibatkan perangkat pemerintahan pada tingkat daerah maupun nagari secara intens, baik untuk pengelolaan lingkungan maupun pengelolaan isu sosial dalam keluhan masyarakat. Melalui Multi-Level Perspective Analysis didapatkan temuan bahwa Tingkatan pada program ini dapat diidentifikasi dari hadirnya beberapa kebaruan dari pengusul program yang dirasakan oleh masyarakat, kemudian dikelola oleh kelembagaan di tingkat daerah yang mendukung, namun tidak seluruh kebaruan dapat dikelola oleh regime sehingga tidak dapat mencapai keberlanjutan secara menyeluruh. Hasil temuan pada penelitian ini dapat menjadi sarana bagi pengusul program untuk mengidentifikasi aktor yang terlibat, sektor yang mungkin diintervensi, serta pentahapan dalam tingkatan tata kelola pembangunan serta memfasilitasi terjadinya berbagai upaya komunikasi yang lebih inklusif dan sebagai platform untuk menjalarnya berbagai informasi strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang lebih berkelanjutan. Penelitian ini dapat menjadi salah satu studi yang memperkaya kajian mengenai tata kelola multi-level pada konteks pemberdayaan masyarakat yang erat berhubungan dengan intervensi pihak swasta. Catatan kesimpulan pada penelitian ini dapat menjadi sumber pertimbangan atau perbandingan terhadap penelitian serupa dengan lokus wilayah lain dengan karakteristik potensi pengelolaan sumber daya alam perdesaan.