COVER Teduh Perhati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Teduh Perhati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Teduh Perhati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Teduh Perhati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Teduh Perhati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Teduh Perhati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Teduh Perhati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Teduh Perhati
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Studi mengenai bintang variabel dapat menambah pengetahuan kita mengenai
parameter sis maupun evolusinya. Kedua hal ini dapat diperoleh melalui
analisis kurva cahaya dari bintang variabel. Sebelumnya, perlu suatu metode
yang tepat untuk mendeteksi variabilitas kecerlangan bintang sehingga kurva
cahaya dapat diperoleh. Sepanjang sejarah pengamatan, terdapat beberapa
metode untuk memperoleh kecerlangan bintang seperti fotometri bukaan, PSF-
tting, dan dierence image. Akan tetapi, metode fotometri bukaan tidak bisa
diterapkan ke medan bintang yang ramai dan PSF-tting sulit diterapkan ke
citra dengan PSF yang bervariasi. Metode yang diusulkan untuk mengatasi
masalah terakhir adalah dierence image. Pada versi awalnya, metode ini tidak
memperhitungkan variasi latar belakang serta butuh waktu komputasi yang
lama. Metode dierence image pertama yang berhasil mengatasi masalah-
masalah tersebut adalah optimal image subtraction (Alard, 2000a).
Tujuan dari tugas akhir ini adalah mempelajari serta membandingkan hasil
yang didapatkan melalui metode ini yang diimplementasikan dalam program
ISIS 2.2, dengan metode fotometri lain. Data yang digunakan berasal da-
ri data tutorial ISIS 2.2 dan data pengamatan dari Observatorium Bosscha.
Walaupun metode ini merupakan metode termutakhir, masih ada kekurangan
dalam proses pengolahan data sehingga berdampak pada kurva cahaya yang
dihasilkan.