Kebutuhan energi listrik Indonesia sangat besar mengingat pertumbuhan penduduk berkembang pesat dan begitu bergantungnya masyarakat dengan energi listrik, sehingga seluruh potensi energi tersedia perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin, termasuk sumber panas bumi bersuhu rendah yang belum dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit energi listrik, karena tidak dapat memutar turbin, sehingga dibutuhkan teknologi pembangkit energi listrik tanpa memerlukan proses usaha mekanik untuk mengolah panas bumi dari sumber bersuhu rendah, yaitu thermoelectric generator (TEG), teknologi konversi energi yang prinsip kerjanya berdasarkan Efek Seebeck, dan masih dalam tahap pengembangan untuk menjadi alat pembangkit listrik berskala besar. Eksperimen dilakukan dengan memasangkan TEG di antara sumber panas dan pendingin pada prototype alat, kemudian mengukur waktu t, perbedaan suhu panas dan suhu dingin dari alat ?T, serta tegangan listrik V yang dihasilkan sejak alat dioperasikan untuk mengetahui kinerja TEG pada awal proses kerja prototype alat. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada suhu 144,9°C dengan perbedaan suhu sebesar 114,2°C, modul TEG tanpa beban dapat menghasilkan tegangan luaran sebesar 15,97 V, sementara modul TEG yang dipasangkan dua beban sebesar 6,8 ? secara seri, TEG pada suhu 144,9°C dengan perbedaan suhu 112,7°C dapat menghasilkan 9,22 V. Dari hasil pemodelan, diketahui bahwa pola kenaikan suhu permukaan lapisan atas TEG pemodelan sebanding dengan pola kenaikan suhu hasil eksperimen. Informasi yang diperoleh dari hasil pemodelan akan berguna untuk merancang model perangkat dalam skala besar.