Teknologi sel surya tersensitisasi pewarna (dye sensitized solar cell, DSSC) telah menjadi penelitian yang cukup berkembang dalam dua dekade terakhir di bidang konversi energi. DSSC merupakan salah satu jenis sel surya yang paling menjanjikan di antara sel surya generasi ketiga karena kemudahan proses
fabrikasinya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja DSSC, misalnya memodifikasi struktur DSSC ataupun dengan menambahkan material seperti perovskite dan nanopartikel logam. Saat ini banyak dilakukan studi aplikasi bahan perovskite berbasis timah (Sn) untuk menggantikan
perovskite berbasis timbal (Pb) karena Pb bersifat racun dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Telah diketahui juga bahwa material perovskite Cs2SnI6 lebih stabil di udara dan dapat disintesis di lingkungan udara terbuka.
Dalam penelitian ini telah dilakukan studi penambahan bahan perovskite Cs2SnI6 ke dalam larutan pewarna (dye) N-719 dengan tujuan untuk meningkatkan absorbansi foton dan transpor elektron yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja DSSC. Perovskite Cs2SnI6 berhasil disintesis secara
kimiawi pada suhu kamar dengan mencampurkan sesium karbonat (Cs2CO3) ke dalam asam iodik (HI) sebagai pelarut dan stannik iodida (SnI4) dalam etanol hangat untuk membentuk endapan. Spektrum absorbansi perovskite Cs2SnI6 menunjukkan dua puncak spesifik pada panjang gelombang 293 nm dan 362 nm. Celah pita energi diperoleh dengan metode Tauc-Plot adalah sekitar 3,1 eV. Pengukuran J-V dilakukan untuk mengetahui kinerja divais DSSC. Dalam penelitian ini, penambahan 7.246 wt% larutan perovskite Cs2SnI6 ke dalam larutan dye sebagai lapisan utama dalam struktur DSSC menunjukkan nilai
efisiensi konversi daya (power conversion efficiency, PCE) tertinggi sebesar 3,97% dibandingkan dengan divais referensi sebesar 1.56%. Penggunaan campuran GBL-asetonitril sebagai pelarut Cs2SnI6 menunjukkan nilai PCE yang lebih stabil dibandingkan dengan etanol. Dengan menggunakan GBL-asetonitril sebagai pelarut perovskite Cs2SnI6, nilai PCE mengalami penurunan dari 3.97% pada minggu ke-1 menjadi 3.27% pada minggu ke-11 sedangkan untuk pengunaan etanol mengalami penurunan yang drastis dari 4,03% pada minggu ke-1 menjadi 1,07% pada minggu ke-9.