Salah satu kandidat utama teknologi penyimpan energi adalah baterai Zn-udara
karena memiliki densitas energi yang tinggi secara teori. Baterai Zn-udara terdiri
dari anoda (Zn) yang melimpah dan katalis bifungsional berbasis karbon pada
katoda yang bisa dikembangkan dari biomassa. Namun, salah satu masalah utama
dalam penggunaan baterai Zn-udara adalah pada bagian elektrolit. Elektrolit dengan
power of hydrogen (pH) basa dapat mengurangi masa pakai baterai karena
korosifitas larutan alkalin yang tinggi, sehingga dapat menghambat komersialisasi
dari baterai Zn-udara. Selain itu, karbonisasi elektrolit yang cepat dapat membentuk
dendrit Zn selama pengisian dan pengosongan siklus. Dalam hal ini, larutan netral
atau hampir mendekati netral menjadi salah satu solusi pengembangan pada baterai
Zn-udara. Dipihak lain, alternatif elektrokatalis dari biomassa dengan
menggunakan kulit kacang endul (Phaseolus vulgaris L.) sebagai sumber karbon
sekaligus elektrokatalis ditambahkan untuk melihat respon larutan netral sebagai
elektrolit. Performa dari baterai Zn-udara dengan elektrokatalis dari kulit kacang
endul diukur menggunakan air laut yang memiliki pH mendekati 7, larutan
Phosphate Buffered Saline (PBS), dan larutan alkalin KOH 0,1M sebagai
pembanding.
Nilai onset potential elektrokatalisis dari karbon kulit kacang endul (C-KKE)
memberikan performa yang baik pada larutan PBS 0,1M dan air laut dengan nilai
sebesar 0,99 V dan 0,81 V. Ketika diaplikasikan pada baterai Zn-udara, baterai Znudara
dengan elektrolit PBS 0,1M menghasilkan puncak densitas daya yang tinggi
sebesar 6.47 mW cm-2 dan performa yang stabil pada stabilitas baterai hingga 100
jam dengan 300 siklus charge-discharge. Hal ini menunjukkan pemanfaatan
elektrolit netral untuk performa baterai Zn-udara dan menghasilkan nilai tambah
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.