digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu kandidat utama teknologi penyimpan energi adalah baterai Zn-udara karena memiliki densitas energi yang tinggi secara teori. Baterai Zn-udara terdiri dari anoda (Zn) yang melimpah dan katalis bifungsional berbasis karbon pada katoda yang bisa dikembangkan dari biomassa. Namun, salah satu masalah utama dalam penggunaan baterai Zn-udara adalah pada bagian elektrolit. Elektrolit dengan power of hydrogen (pH) basa dapat mengurangi masa pakai baterai karena korosifitas larutan alkalin yang tinggi, sehingga dapat menghambat komersialisasi dari baterai Zn-udara. Selain itu, karbonisasi elektrolit yang cepat dapat membentuk dendrit Zn selama pengisian dan pengosongan siklus. Dalam hal ini, larutan netral atau hampir mendekati netral menjadi salah satu solusi pengembangan pada baterai Zn-udara. Dipihak lain, alternatif elektrokatalis dari biomassa dengan menggunakan kulit kacang endul (Phaseolus vulgaris L.) sebagai sumber karbon sekaligus elektrokatalis ditambahkan untuk melihat respon larutan netral sebagai elektrolit. Performa dari baterai Zn-udara dengan elektrokatalis dari kulit kacang endul diukur menggunakan air laut yang memiliki pH mendekati 7, larutan Phosphate Buffered Saline (PBS), dan larutan alkalin KOH 0,1M sebagai pembanding. Nilai onset potential elektrokatalisis dari karbon kulit kacang endul (C-KKE) memberikan performa yang baik pada larutan PBS 0,1M dan air laut dengan nilai sebesar 0,99 V dan 0,81 V. Ketika diaplikasikan pada baterai Zn-udara, baterai Znudara dengan elektrolit PBS 0,1M menghasilkan puncak densitas daya yang tinggi sebesar 6.47 mW cm-2 dan performa yang stabil pada stabilitas baterai hingga 100 jam dengan 300 siklus charge-discharge. Hal ini menunjukkan pemanfaatan elektrolit netral untuk performa baterai Zn-udara dan menghasilkan nilai tambah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.