digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Sumatra adalah salah satu wilayah di Indonesia dengan aktivitas tektonik paling aktif di dunia. Kepulauan di Sumatra bergeser akibat tumbukan lempeng Eurasia dan Hindia Australia dengan kecepatan 49 mm/tahun (Prawirodirdjo, 2000). Gempa bumi yang terjadi di Samudera Hindia lepas pantai barat Aceh pada 26 Desember 2004 tercatat sebagai salah satu gempa bumi terdahsyat yangmenghantam Asia dalam kurun waktu 40 tahun terakhir (Wikipedia, 2004). Gempa bumi mempunyai sifat berulang, yang dinamakan earthquake cycle. Dalam satu earthquake cycle terdapat beberapa tahapan mekanisme terjadinya gempa yaitu fase interseismik, pre-seismik, co-seismik, dan post-seismik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan pemantauan potensi dan mitigasi bencana gempa bumi adalah melalui penelitian siklus dan tahapan gempa bumi. Post-seismik yang merupakan salah satu tahapan mekanisme gempa bumi dapat menjadi pemicu gempa di sekitar daerah yang telah terjadi gempa pada masa yang akan datang. Teknologi GPS kontinyu dapat digunakan untuk memantau tahapan post-seismik. Penelitian post-seismic gempa Aceh dilakukan dengan memantau titik ACEH yang terletak di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh selama 21 bulan (Maret 2005-November 2006). Pengolahan data selama 21 bulan menggunakan metode PPP (Precise Point Positioning) menghasilkan vektor pergeseran titik ACEH sebesar 46.68 cm ke arah Barat daya dan vektor pergeseran vertikal (naik) sebesar 1.31 cm. Perkiraan lama fase post-seismik akan berlangsung dilakukan dengan curve fitting data hasil pengolahan terhadap model post-seismic (Marone,1991). Data selama 21 bulan (Maret 2005-November 2006) hasil pengolahanmenggunakan metode PPP memberikan perkiraan fase post seismic gempa Aceh 2004 akan berlangsung selama kurang lebih 15 tahun.